Jumat, 15 April 2016

Kenapa Kita di"Uji?

"Carilah Hikmah Dalam Setiap Ketentuan Tuhan, Agar Timbul Rasa Kesyukuran & Keridho’an kepada-NYA".


 “Kenapa aku diuji? Kenapa aku yang diuji? Kenapa??”
Sering, dan selalu sering ungkapan itu laju meluncur di bibir orang yang diuji. Saya dan kalian, tidak mungkin tidak pernah berkata sedemikian. Saat diuji, sungguh kita merasa sukar dan berat untuk menerimanya. Apalagi ia adalah ujian yang tanpa kita sangka akan terjadi. Saya melihat kembali diri saya yang pada masa lalu, terus mengeluh, kecewa dengan kalimah itu yang sering diulang-ulang. Dan, saya juga menyaksikan saudara saya, sahabat dan teman turut meluahkan sedemikian. Geleng-geleng kepala, istighfar panjang-panjang.
 Hakikatnya, bukankah kita cuma hamba Allah yang layak diuji? Dan Allah, adalah Tuan yang punya diri kita yang mutlak. Sewajarnya, 'bersopanlah' dengan Pemilik diri yang abadi. Astaghfirullahalazim. Semoga Allah selalu mengampuni kita semua. ---------
Duhai insan. Jika kita bertanya demikian, jawabannya mudah saja sebenarnya. Cuma kita saja yang berat mau menerimanya. “Sebab Allah PILIH kita untuk diuji dengan ujian tersebut.” Kalau ditanya lagi, “Kenapa Allah pilih kita?” Singkat tapi sangat mendalam. “Karena Allah CINTA.” Subhanallah. Kerana Allah sayanglah Allah uji. Bukti apa Allah cinta? Pahamilah, dalam ujian-Nya itu sentiasa terselip 3 tanda cinta. Pertama, Allah akan hapuskan dosa-dosa kita.
 “Dan apa yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan (atau bala bencana), maka ia adalah disebabkan apa yang kamu lakukan dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berdosa.” (Surah as-syura:30)
Jangan pernah ingin menafikan segala dosa-dosa kita. Orang lain mungkin tidak tau segala keaiban atau dosa yang sering kita lakukan, tapi Allah Maha Tahu betapa banyaknya dosa-dosa kita yang tersembunyi. Jika ia bukan dosa lahir yang terang-terangan, mungkin dosa batin yang tersembunyi di balik hati kita. Hati kita yang bermaksiat, yang ternoda dengan berbagai penyakit seperti hasad, ria, ujub, sombong, iri, dendam dan berbagai mazmumah jiwa atau penyakit hati. Karena itu Allah ingin bersihkan kita dari semua dosa. Maka Allah menguji diri kita.
Apabila ada seseorang hamba Allah yang sangat taat, ibadahnya rajin, selalu sedekah, baik kepada sesama, tapi saat dia berbuat sedikit saja dosa, Allah lalu ‘bayar cash’ perbuatan dosanya . kena musibah, ujian demi ujian datang menghampiri. Sakit, susah, kesusahan yang membuat hamba itu banyak menangis, merintih dalam doa. Pasti akan timbul pertanyaan dalam diri kita Kenapa Allah berbuat demikian?, padahal dia seorang hamba yang taat kepada-NYA?, kenapa saat dia berbuat dosa yang sedikit saja Allah langsung memberikan ujian? Mungkin jawabannya Karena Allah tak sanggup melihat hamba-Nya yang baik itu terus bergelimang dalam dosa. Walau dosa itu sedikit saja. Allah ingin dia sentiasa bersih dari dosa, dan ingat selalu kepada-Nya. Dan Allah, sangat rindu untuk selalu mendengarnya memohon dalam doa. Subhanallah.... Tapi bagaimana jika Allah tidak lagi rindu? Maka, Allah akan 'lepaskan' dan tidak hiraukan kita lagi. Maukah seperti itu? Pastinya tidak ingin...
Dan ada orang, bila dia buat dosa maksiat biasa-biasa saja, dan malah ada dosa yang sangat besar yang dilakukan dan kita tetap melihat dia hidupnya senang-senang saja, malah dia semakin sukses. Contoh dia berpacaran, tapi terlihat bahagia saja. Itu karena Allah tangguhkan dahulu pembalasanmya, Allah ingin dia memperbaiki diri dan bertaubat. Tapi hamba itu masih malah makin asyik dan lalai. Sampai suatu saat nanti, Allah akan turunkan dia dengan ujian yang sangat dahsyat sehingga dia terduduk dan kembali sadar lalu bertaubat kepada Allah. singkat kata, semua manusia takkan terlepas dari ujian, dari kedua golongan ini Allah tetap sayang dan ujian itulah akan membersihkan segala dosa. Karena kita ini pendosa. Takkan bisa lari dari perbuatan salah dan lupa. Namanya manusia. Mudah lupa kepada-Nya.
 

Kedua, selepas habis semua dosa itu digugurkan, Allah igin menaikkan derajat kita. Jika dapat bersabar, maka kita masuk dalam golongan orang-orang yang sobirin. Firman Allah Taala yang bermaksud: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian.” (Muhammad:31) ditambah lagi, jika kita dapat bersyukur dengan apa yang Allah telah tetapkan kepada kita. Maka, dicatatkan oleh malaikat kita orang-orang yang syakirin, hamba yang pandai bersyukur dan Qanna’ah selalu merasa cukup. Maka, di sinilah dua kunci kebahagiaan bagi orang mukmin. Untuk Allah naikkan derajat semakin tinggi di sisi-NYA. Makin kita ingat kepada Allah, makin tinggilah derajat kita di sisi-Nya. Namun, jika makin kita melupakan Allah dan lebih ingat kepada dunia, maka rendahlah derajat kita disisi-Nya. Nauzubillah.....
 “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)
 Ketiga, Allah akan mengantikannya dengan yang jauh lebih baik. Allah Ar-Rahim, Maha Penyayang tidak akan sesekali menzalimi kita sebagai hambanya yang beriman. Setiap apa yang Allah berikan ujian dan musibah tersebut, Allah akan gantikan dengan yang jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan sebelumnya. iya, dengan yang jauh lebih baik. Maka, setelah Allah ampuni dosa-dosa kita dan kita kembali mendekat kepada-Nya, lebih bersyukur, lebih dan sabar, barulah di tahap ketiga ini Allah akan gantikan semua kesakitan, derita yang kita tanggung itu dengan kebahagiaan. Ada orang cepat mendapat gantiannya di dunia lagi. Ada orang, Allah tangguhkan dan simpan untuk diberikan gantian itu di syurga kelak. Lambat atau cepat, Allah sudah berjanji akan memberikan yang terbaik bagi hambanya yang bersabar dan bersyukur. Sebenarnya lebih beruntung orang yang Allah berikan ganjaran itu di syurga daripada di dunia sementara. Subhanallah. Sebaik-baik ganjaran adalah Surga yang kekal abadi
Hakikatnya, hidup ini memang takkan pernah memiliki jalan yang datar. Jika ia diibaratkan roda, ia berputar. Sekejap ke atas. Sekejap di bawah. Jika diibaratkan jalan, pasti banyak cabang jalan yang dilalui, ada belokannya, turunnya dan naiknya. Tidak ada jalan yang lurus. Kecuali jalan petunjuk yang diberikan oleh-Nya. Allah menjadikan ujian sebagai fitrah hidup di dunia. Mau tidak mau kita akan menghadapinya, suka atau tidak, kita harus menerimanya. Karena Allah menciptakan sesuatu sedemikian rupa, menghadirkan kesusahan demi kesulitan untuk kita terus ‘belajar’ dari madrasah kehidupan.
Dan kegagalan itu sebenarnya sebagai pengerak langkah kita untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.Lebih tepatnya, untuk kita buktikan kepada-Nya kita mampu menjadi hamba-Nya yang taat dan beriman.
“Dialah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Al-Mulk: 2)
Sesungguhnya iman itu perlu diuji, diasah, atau bahasa sekarangnya perlu diupgrade supaya ia akan bersinar terang dengan penuh cahaya. Ujian-ujian yang gelap, memberikan kesedihan dan kegusaran akan segera terusir dengan cahaya iman. Hidup ini akan terasa lebih ringan ketika kita menyandarkan segalanya kepada Sang Maha Kuat yaitu Allah SWT. Ya, kita adalah makhluk yang sangat lemah dan rapuh tatkala diberi sedikit ujian. Kekuatan itu hanya milik Allah, maka harus kita harus memohon dan memohon terus kepada-Nya.
Yang harus kita ingat ketika Allah memberikan kita ujian, bersyukurlah karena Allah ingin menaikan derajat kita dihadapan-NYA, dengan catatan kita harus tetap sabar dan ikhlas menerimanya, ikhlas tidak harus pasrah, tapi menyerahkan semuanya ujian ini kepada yang memberikan ujiannya yaitu Allah SWT. Tugas kita hanya berikhtiar dan berdoa semaksimal mungkin dan serahkanlah jawabannya kepada Allah, Dia yang lebih mengetahui yang terbaik untuk kita.
Semoga bermanfaat.... mari kita sama-sama merenung dan bermuhasabah semoga kita tetap diberikan waktu untuk terus memperbaiki diri lebih mendekatkan diri kepada-Nya selalu. Tetap bersabar dalam taat..... Aamiin....


 “Ketika seorang hamba telah menyerahkan segala urusannya kepada Allah, menyakini sepenuhnya janji Allah yang indah, hatinya akan damai dan batinnya begitu tenang menjalani hidup. Sikap ikhlas dalam menjalani sesuatu yang Allah takdirkan akan membentuk suatu penerimaan yang luar biasa dalam diri. Dengan itu, seorang hamba akan selalu melihat apa pun yang diberikan Tuhannya dalam persepsi yang indah. Ikhlas dan berserah diri kepada Allah akan selalu menjadi kekuatan yang mempertahankan kekukuhan jiwa kita, betapapun beratnya beban yang harus dipikul.” (Oki Setiana Dewi)

2 komentar:

  1. Terima kasih pak atas artikelnya bagus sekali. Berkat membaca ini saya semakin kuat dan yakin b
    Dlm menjalani hidup ini. Bahwa semua ada hikmahnya dan akan indah pd waktunya

    BalasHapus