Minggu lalu saya mendengar cerita dari teman, dan dia menanyakan pendapat saya tentang realita sekarang ini khususnya yang sedang dialami pemuda-pemudi yang seusia saya ini lah...ahahahaa. “kenapa ya, susah sekali mencari pasangan yang sesuai dengan keinginan kita?” Pertanyaan pertama yang teman saya tanyakan, lalu saya menjawab sekaligus bertanya balik kepadanya, “memangnya pengen pasangan yang seperti yang kayak gimana sih?”, dia menjawab dengan yakin, “ya, sebagai Lelaki pasti pengen punya pasangan yang cantik, baik, sholehah, pengertian, dan banyak lagilah, tapi sulit banget kayaknya, coba liat sekarang kelakuan para perempuan sekarang bikin banyak ngucapin Istigfarr”. Lalu saya pun menjawabnya kembali, “sulit? Pasti sulit kalau kita mencarinya ke tempat-tempat hiburan kalau cantik pasti dapat deh tapi baiknya, sholehahnya, pengertiannya mungkin akan sulit, tapi alangkah lebih baik instropeksi diri dulu sebelum mencari pasangan yang seperti kita inginkan, apakah diri kita sudah seperti itu belum? Kalau kita merasa belum baik kelakuan kita banyak melakukan keburukan jangan harap pengen punya pasangan yang seperti itu, bukankah gitu bro?”, agak lama teman saya menjawanya lalu dia berkata lagi, “iya juga ya, diri kita sendiri dulu yang harus jadi baik, pasti pasangan kita juga akan yang baik. Yuk kita perbaiki diri dari sekarang”.
Ketika percakapan dengan teman saya itu, saya jadi sedikit
berpikir dan berinstropeksi diri sendiri juga, mungkin saya sendiri termasuk
orang mencari dan mendambakan seperti yang teman saya inginkan atau mungkin
hampir seluruh laki-laki normal pasti pengen punya pasangan perempuan seperti
itu. Lalu teringat kembali satu kalimat yang teman saya ucapkan, “diri kita sendiri dulu yang harus jadi baik,
pasti pasangan kita juga akan yang baik. Yuk kita perbaiki diri dari sekarang”.
Ya, kalimat ini yang membuat saya menjadi kembali tergugah, kalau kita ingin
yang baik maka diri kita juga harus baik, kalau diri kita masih buruk maka
jangan harapkan mendapatkan yang baik. Seperti dalam surat An Nur ayat 26 yang
artinya : “wanita yang tidak baik untuk
laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik untuk wanita yang
tidak baik pula. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan lelaki yang
baik untuk wanita yang baik”.
Sebuah janji Allah yang harus kita yakini, yang harus kita
ingat juga bahwa Jodoh atau pasangan merupakan salah satu takdir dari Allah SWT
selain rezeki dan kematian. Kita harus yakin sebelum kita dilahirkan ke muka
bumi ini Allah telah menentukan dengan siapa kita berjodoh yang kita lakukan
hanya ikhtiar dengan maksimal dan berdoa hasilnya serahkan pada Allah karena
itu merupakan hak Allah sepenuhnya.
“Seperti apa sih
pasangan yang kamu inginkan?”, ketika pertanyaaan dilontarkan baik kepada
wanita maupun laki-laki hampir semua jawabannya pasti pengen yang baik,
sholeh/sholehah, pengertian, pintar, kaya, dan mungkin masih banyak lagi sesuai
kriteria yang diinginkan, memang sah-sah saja kita menginginkan pasangan yang
seperti itu, siapa yang tidak mempunyai wanita yang baik dan sholehah seluruh
laki-laki pun pasti menginngikan pasangan yang seperti ini, sebaliknya juga
untuk wanita pasti menginginkan seorang pasangan yang baik, sholeh, tanggung
jawab dan menjadi imam yang baik untuk keluarganya kelak.
Untuk mencari wanita atau lelaki yang seperti itu di
kehidupan masa sekarang mungkin bagaikan mencari jarum dalam jerami, sangat
sulit hanya orang-orang “spesial” yang mendaptkannya. Ya, sulit memang mencari
pasangan seperti yang kita inginkan. Jadi pertanyaan, bagaimana kita
mencarinya?. Kalau menurut kita mencari pasangan yang seperti kritreria yang
diinginkan sangat sulit, kenapa kita tidak merubah kata “mencari” itu jadi “menjadi”?,
alangkah lebih baik kita menjadi jarumnya daripada jeraminya bukan?
Mungkin pernyataan lebih pasnya, kita terlalu sibuk “mencari”
sehingga lupa “menjadi”. Ya, kita terlalu sibuk menentukan kriteria pasangan
yang kita inginkan seperti pengen yang baik, yang kaya, yang cantik untuk
laki-laki, yang ganteng untuk perempuan, yang bla....bla....bla dan masih
banyak lagi kriteria yang lainnya sehingga kita lupa bahwa diri sendirinya juga
tidak seperti kriteria seperti itu. Ingat, yang menentukan jodoh kita tetap
sepenuhnya hak Allah, kita hanya punya keinginan dan rencana tetapi hasilnya
tetap semuanya Allah yang menentukan. Kita tidak tau kapan Allah mempertemukan
dengan pasangan atau jodoh kita tapi harus kita yakini bahwa rencana Allah itu
lebih baik untuk kita, Allah lebih tau apa yang kita butuhkan bukan yang kita
inginkan.
So, tugas kita
sekarang perbaiki diri saja dulu sebaik mungkin, yang misalkan sholat kita
masih di akhir waktu perbaiki jadi di awal waktu, yang sunnah-sunnah jarang
dilakukan lebih sering melaksanakannya, yang sedekahnya sedikit coba lebih
besar, yang sedikit sombong coba lebih rendah hati, yang menjarang menolong
orang lain dari sekarang harus lebih sering menolong dan mungkin masih banyak
lagi perilaku-perilaku yang harus kita perbaiki baik itu kepada Allah maupun
kepada manusianya.
Percayalah, ketika sedang memperbaiki diri menjadi lebih
baik maka Allah sedang memperbaiki juga pasangan atau jodoh kita. Tetap istiqomah
dalam jalan-NYA, terus perbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga
kita tetap diberikan kesabaran dan keikhlasan dalam menunggu hal yang terbaik
dari Allah SWT. Aamiin Ya Rabball alamiin..
Semoga ini menjadi renungan untuk
kita semua.....
“jangan terlalu sibuk “mencari”
sehingga kita lupa “menjadi”.