Sabtu, 23 April 2016

Untuk Apa Masa Mudamu?

“(Gunakanlah) masa mudamu untuk masa tua mu…” (HR. Muslim)



Masa muda merupakan masa primanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Ini merupakan nikmat besar dari Allah yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk amal kebaikan guna meraih Ridha Allah. Ketahuilah kawan, karena masa muda merupakan nikmat yang besar dari Allah, maka di hari kiamat nanti, manusia akan dimintai pertanggungjawaban akan nikmat ini dan nikmat-nikmat lainnya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah: “tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya tentang lima (perkara): tentang umurnya, untuk apa dihabiskan ?. Tentang masa mudanya, untuk apa digunakan ? Hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan ? Ilmunya, bagaimana dia amalkan ilmunya ?” (HR. Tirmidzy: 2416, dihasankan oleh syaikh al-Albny) maka dari itu hendaklah kita sebagai pemuda mengisi masa muda kita dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, memang sulit, karena masa muda banyak didominasi syahwat dan godaan. Tapi kekuatan kita pun besar di masa muda ini maka dari itu mari kita gunakan masa muda kita untuk masa tua kita, karena di masa tua kekuatan kita mulai hilang secara perlahan, selagi masih muda mari kita gunakan kekuatan kita, sebagaimana sabda Nabi: “(gunakanlah) masa mudamu untuk masa tua mu…” (HR. Muslim)
Bahkan seorang pemuda yang mengisi masa mudanya dengan ketaatan kepada Allah maka ia mendapat keutamaan, Rasulullah bersabda: “ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arary)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya:…(salah satunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…” (HR. Bukhari: 1357 Muslim: 1031)
Karena usia muda adalah masa yang berpotensi besar untuk didominasi nafsu syahwat, disebabkan kuatnya faktor yang mendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda. Maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah tentu lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya nilai ketakwaan dalam diri orang tersebut). (kitab Tuhfatul Ahwadzi 7/57) Sebelum Engkau Menyesal Banyak hadist dari Rasulallah yang menunjukan betapa pentingnya masa muda. Diantaranya adalah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, Gunakanlah lima perkara sebelum terjadi lima perkara: Masa mudamu sebelum tiba masa tuamu, masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, masa lapangmu sebelum tiba masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba masa ajalmu1 Masa muda adalah masa yang penuh dengan berbagai warna bagi setiap anak manusia. Masa transisi dimana seorang pemuda berusaha mencari jati dirinya. Dan juga merupakan masa keemasan bagi setiap orang untuk mengukir prestasi dalam lebaran hidupnya. Namun disayangkan, tak sedikit juga yang telah menghancurkan hidupnya dengan menyia-nyiakan masa tersebut, kehilangan jati dirinya dimasa muda dan berujung penyesalan di masa tua. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair, Sekali-kali tidak, andaikata masa muda itu berulang barang satu hari saja Akan aku beritahukan penyesalan orang-orang (tua) yang telah beruban2 Jangan hanya berangan Masa muda, perahu untuk menuju kesuksesan di hari tua. Jangan engkau sia-siakan! Dan jangan pula hanya engkau isi dengan angan-angan kosong! Berangan untuk selalu hidup bahagia tanpa perjuangan, sebagaimana perkataan sebagian orang “kecil manja-manja, muda foya-foya , tua kaya-raya, mati masuk surga”!?? Setiap kesuksesan memiliki jalan untuk mencapainya. Jika engkau ingin cerdas maka rajinlah belajar, jika engkau ingin kaya maka rajinlah berkerja, jika engkau ingin masuk surga maka tempuhlah jalannya. Sangat aneh jika seseorang ingin sukses tetapi tidak mengempuh jalannya atau malah menempuh jalan sebaliknya. Alangkah indahnya untaian sya’ir imam asy Syafii rahimahullah dalam diwannya, Engkau mengendaki kesuksesan namun engkau tidak menempuh jalannya.. Sesungguhnya perahu tidak berjalan diatas padang pasir3 Jagalah masa mudamu Jagalah masa mudamu, karena engkau akan ditanya tentangnya. Engkau akan ditanya tentang setiap hal yang telah engkau kerjakan di masa muda, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskan;tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan; tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya.4 Jagalah masa mudamu dengan berhias ibadah kepadaNya Saudaraku, jangan tertipu dengan banyaknya pemuda yang tenggelam dalam syahwat dunia di zaman kita ini. Hiasilah dirimu dengan ibadah kepada Tuhanmu. Apakah engkau tidak ingin menjadi salah satu orang yang mendapat naungan dari Allah di hari kiamat kelak? Dari Abi Hurairahradhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah Ta’ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya: Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah..5 Isilah masa mudamu dengan mencari ilmu Selain amal shalih, sebaik-baik bekal yang harus dipersiapkan seorang pemuda adalah ilmu. Karena ilmulah yang akan menerangi kehidupan seseorang. Ilmu akan mengantarkan seseorang kepada pemahaman yang benar terhadap agamanya . Dimana kepahaman terhadap agama merupakan salah satu tanda kebaikan pada seseorang, sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya.”6 Hendaknya kita isi masa muda kita dengan mencari ilmu. Jangan sampai kita sibuk dengan hal lain yang melalaikan dari ilmu. Jangan sampai juga kita putus asa karena merasa berat menuntut ilmu, semua butuh perjuangan. Tidak heran jika al Imam asy Syafi’i rahimahullah sampai mengatakan,
Barangsiapa yang tidak pernah mencicipi pahitnya belajar Maka dia akan meneguk hinanya kebodohan di sepanjang hidupnya Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu di masa muda Maka bertakbirlah empat kali, karena sungguh dirinya telah wafat7 Jagalah waktumu karena ia tidak akan berulang Waktu, salah satu ni’mat yang dianggap sepele dan sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia khususnya para pemuda.



Dalam hal ini Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ada dua ni’mat yang dilalaikan oleh manusia, manusia tertipu dengan nikmat tersebut: yaitu nikmat sehat dan waktu kosong.” 8 Jangan sampai kita hanya menghabiskan waktu kita hanya untuk hal-hal yang sia-sia seperti menonton bola, kongkow-kongkow, dan perbuatan sia-sia lainnya. Isilah waktu-waktu yang kita miliki untuk belajar, untuk menghafalkan Al-Qur’an dan hadist, untuk berdakwah dan hal-hal lainnya yang bermanfaat. islam sangat memberikan perhatian besar kepada para pemuda Muslim dan mengarahkan mereka kepada hal-hal yang mendatangkan kebaikkan bagi mereka di dunia dan akhirat.
Dan hendaklah kita isi masa muda kita dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah dan mempersiapkan masa tua.
Semoga bermanfaat dan semoga kita menjadi pemuda - pemudo yang dibanggakan dan dirindukan oleh Allah SWT. Aamiin Ya Rabal Alamiin.......

Jumat, 22 April 2016

Udah Gak Jaman "Pacaran".....Yang Jaman itu "Lamaran"



Tidak ada bosennya untuk membahas tentang pacaran, karena untuk jaman sekarang pacaran itu sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa aja, ingat, syetan itu menggoda manusia yang buruk dibuat menjadi seolah-olah baik seperti pacaran itu dibuat seolah-olah indah, baik, padahal disana terdapat macam-macam dosa. Nauzubillah......

 Apa sih cinta itu? Jika kita mendengar kata “cinta”, mungkin yang terbayang adalah perasaan yang timbul di antara dua orang yang berlainan jenis, antara ikhwan dan akhwat. Cinta terhadap lawan jenis itu biasa di identikkan dengan istilah pacaran. Terus, bagaimana sih hukum pacaran dalam islam?
Dalam Al Qur’an, Al Hadits maupun rujukan Islam lain tak ada istilah pacaran. Yang ada adalah larangan mendekati zina. “Waah.., kalo gitu pacaran boleh donk.., kan kita pacarannya dalam kebaikan, saling memberi semangat, nyuruh rajin belajar, kita gak neko-neko kok.. “. Eits tunggu dulu, memang dalam islam tidak ada istilah pacaran, tapi pacaran yang kita kenal saat ini adalah suatu hubungan lelaki dengan perempuan yang bukan mahramnya tanpa ikatan nikah, dan biasanya di dalam hubungan mereka terjadi berbagai hal-hal yang termasuk mendekati zina ( berdua-duaan, berciuman, berpegangan tangan, saling memandang dsb) bener kan?, maka pacaran itu HARAM hukumnya sebab kategori mendekati zina. Sebagaimana firman Allah: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S 17 : 32) Tapikan, seorang laki-laki butuh perempuan, dan juga sebaliknya? Glek! (*smile*) Jawabannya, memang iya sih! Namun, apakah lantas karena butuh itu kita jadi menerobos garis batas yang telah diatur Allah untuk menjaga kita? Yap, wajar saja kalo kita senang dengan lawan jenis. Fitrah, betul itu! Tapi fitrah bukan berarti harus dituruti sehingga tak terkontrol.
Kita harus tetap menjaga fitrah agar tetap murni dan tak terkotori dengan nafsu sesaaat.
Berikut adab pergaulan yang harus diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang tercela:
Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka…katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya…” (QS. 24: 30-31). Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Karena itu jagalah mata agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).
Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami. Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman, “…dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33: 59)
Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).
Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan selera’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah, “Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31)
Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i). Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaithan. Wallahu a’lam. Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda: “Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).
Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud). Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud). Dari uraian di atas jelaslah bagi kita, bahwa pria dan wanita memang harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan terhindarlah hal-hal yang tidak diharapkan. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.
Trus bagaimana cara mengendalikan “perasaan” itu? Sahabatku, masih ingat kisah Fatimah ra, putri Rasulull ah? Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah mengaku pernah menyukai seorang laki-laki. Ketika ditanya Ali, siapa laki-laki itu, Fatimah menjawab lelaki itu sebenarnya Ali sendiri (ehem!). Bisa ditarik kesimpulan, sebenarnya sudah ada bibit cinta pada diri Fatimah terhadap Ali, tapi toh beliau tidak lantas jadi kasmaran dan mengekspresikan cintanya dengan suka-suka gue. Beliau simpan rasa itu, menatanya dengan rapi dan mengekspresikan saat memang sudah halal untuk diekspresikan, yaitu saat setelah mereka menikah. Aduh, jauh banget ya? Tidak juga kok, karena itulah kendalinya. Kalau belum siap menikah? Ya, jangan main api. Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati:
Sebagaimana diriwayatkan olah Abdullah bin Mas’ud: “Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan hendaklah menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu. “ (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi)
Banyak ikut kegiatan untuk mengalihkan diri. Kurangi interaksi yang kurang jelas dengan lawan jenis. Tapi harap ingat, disetiap tempat kita pasti selalu bertemu dengan lawan jenis. Jadi solusi utama memang MENJAGA DIRI.



Banyakin teman (yang sejenis lho) dan cobalah untuk terbuka dengan teman itu. Jadi kamu tidak merasa kesepian. Masih tidak kuat dan tetap ingin pacaran? Ya silakan saja. Tapi tanggung resikonya. Harap diketahui, API NERAKA ITU PANAS, MESKI DI MUSIM HUJAN. DOSA BESAR ITU AWALNYA DARI KUMPULAN DOSA KECIL. Nah lho!
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkan kita dari perbuatan tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Aamiin
semoga bermanfaat untuk semuanya....

Selasa, 19 April 2016

Hijab Untuk Aurat Bukan Untuk Hati



Hijab? Beberapa tahun kebelakang ini kita sering mengenal kata hijab. Lalu apakah hijab itu sebenar? Hijab adalah penutup. Hijab adalah penghalang, didalam hijab ada yang namanya jilbab. Jilbab itu sebuah pakaian yang longgar untuk menutupi aurat dari seorang wanita muslimah yang sholehah.
Banyak orang atau wanita khususnya beralasan ketika ditanya kenapa tidak memakai hijab, pasti sebagaian besar menjawabnya yang penting hatinya dulu yang ditutupi, baru raganya yang dijilbabi, kalo mau menunggu seperti itu mau sampai kapan? Banyak yang beralasan ingin menghijabkan hatinya dulu? Pertanyaannya, memang ada yang jualan jilbab untuk hati??, yang diingat pada hakekatnya manusia pendosa tempatnya salah dan khilaf baik itu seorang wanita maupun laki-laki, yang sholeh dan sholehah pun pasti berbuat salah dan akan terus berbuat salah.
Untuk wanita yang diluaran sana yang masih ragu untuk menutupi auratnya, kenapa masih ragu? Apa yang harus ditakutkan?, Kenapa tidak berhijab,Takut tidak dapat pekerjaan?, percayalah rezeki tidak pernah tertukar dan sudah ditakar dari sananya, Allah sudah menakar rezeki kita sesuai porsinya tidak akan lebih dan kurang, rezeki dari Allah sesedikit apapun pasti akan cukup untuk “hidup” tapi sebesar apapun rezeki yang Allah kasih kalo untuk “gaya hidup” pasti tidak cukup. Percayalah, selama kita masih hidup Allah aka terus memberikan rezekinya untuk kita tidak usah dikhawatirkan.
Kenapa tidak berhijab, takut tidak cantik lagi?, yakinilah bahwa laki-laki yang baik dan sholeh tidak akan wanita yang dicintainya dinikmati oleh setiap pasang lawan jenis yang bukan mahramnya. Bukanlah Allah juga sudah menjamin jodoh kita sama halnya sepeerti rezeki kita, itu mutlak keputusan Allah. Seperti firman Allah dalam Al- Qur’an “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik” Bukankah untuk seorang wanita pasti ingin mendpatkan jodoh yang sholeh?, lalu kalo ingin mendapatkan jodoh yang sholeh, kenapa ketika Allah memerintah wanita untuk menutupi auratnya tidak melakukannya?, ketika masih enggan memakai hijab jangan berharap jodoh yang sholeh akan datang menghampirimu.
Allah hanya ingin wanita dimuliakan, Allah sangat mencintai seorang wanita muslimah, saking cintanya pada seorang wanita cara hidupnya saja Allah sudah atur. Didalam Al-Qur’an surat Al- Ahzab 59, “wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin agar mereka menjulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, agar mereka mudah dikenal dan tidak diganggu. Sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang”.
Lalu bisa disimpulkan arti dari hijab, jilbab itu berfungsi sebagai pelindung, penjaga, pertanda bukan untuk penghias dan mempercantik diri. Semakin seorang wanita menghiasi diri dengan memakai jilbab semakin meninggalkan esensi jilbab sebenarnya. Kalo kamu ingin memakai jilbab yang syar’i dan masih ingin kelihatan cantik, maka niat dan pemahamanmu masih harus diperbaiki.



Memakai jilbab adalah bukti pertama seorang wanita muslimah yang taat pada Allah, jilbab adalah pakaian orang-orang yang mengaku mencintai Allah dan jilbab adalah pakaian wanita muslimah penghuni syurga, Insha Allah.....
Yuk, sempurnakan hijab kalian wahai wanita muslimah yang sholehah.... Semoga bermanfaat....semoga Allah selalu membimbing kita semua dalam jalan dan ridho-NYA.. Aamiin Ya Allah....

Sabtu, 16 April 2016

Apakah Ada Pacaran Islami?



Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Hanya kepadaNya kita memuji, meminta tolong, memohon ampunan, bertaubat dan memohon perlindungan atas kejelekan-kejelekan diri dan amal-amal yang buruk. Barangsiapa yang diberi Allah petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberikannya hidayah taufik.
Adalah suatu hal yang telah menyebar luas dikalangan masyarakat sebuah kebiasaan yang terlarang dalam islam namun sadar tak sadar telah menjadi suatu hal yang sangat sering kita lihat bahkan sebahagian orang menganggapnya adalah suatu hal yang boleh-boleh saja, kebiasan tersebut adalah apa yang disebut sebagai pacaran.
Membahas tentang yang namanya pacaran memang tidak ada habisnya dan sangat menarik untuk dibahas. Oleh karena itu maka penulis mencoba lagi untuk memaparkan sedikit tinjauan islam mengenai hal yang namanya pacaran, dengan harapan penulis dan pembaca sekalian dapat memahami bagaimana islam memandang pacaran serta kemudian dapat menjauhinya.
Pacaran yang dikenal secara umum adalah suatu jalinan hubungan cinta kasih antara dua orang yang berbeda jenis yang bukan mahrom dengan anggapan sebagai persiapan untuk saling mengenal sebelum akhirnya menikah[1].
 Inilah mungkin definisi pacaran yang banyak tersebar dikalangan muda-mudi. Maka atas dasar inilah kebanyakan orang menganggap bahwa hal ini adalah suatu yang boleh-boleh saja, bahkan lebih parahnya lagi dianggap aneh kalau menikah tanpa pacaran terlebih dahulu –wal ‘iyyadzubillah –. Lalu jika demikian bagaimanakah tinjauan islam tentang hal ini?
Berikut penulis coba jelaskan sedikit kepada pembaca –sesuai dengan ilmu yang sampai kepada penulis– bagaimana islam memandang pacaran. Pacaran adalah suatu yang sudah jelas keharamannya dalam islam, dalil tentang hal ini banyak sekali diantaranya adalah firman Allah‘Azza wa Jalla : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32). Ayat ini adalah dalil tegas yang menunjukkan haramnya pacaran. Berkaitan dengan ayat ini seorang ahli tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan dalam tafsirnya, “Larangan mendekati suatu perbuatan nilainya lebih daripada semata-mata larangan melakukan suatu perbuatan karena larangan mendekati suatu perbuatan mencakup larangan seluruh hal yang dapat menjadi pembuka/jalan dan dorongan untuk melakukan perbuatan yang dilarang”. Kemudian Beliau –rahimahullah- menambahkan sebuah kaidah yang penting dalam hal ini, “Barangsiapa yang mendekati suatu perbuatan yang terlarang maka dikhawatirkan dia terjatuh pada suatu yang dilarang”[2].
Allah sudah jelas-jelas melarang yang namanya pacaran, ketika Allah melarang “sesuatu” yang kelihatannya seperti indah padahal itu hanya tipuan syetan belaka, yakinlah bahwa itu bertujuan baik untuk hambanya, apabila kita tetap mengerjakan yang Allah larang bersiap-siaplah akan ada dampak buruk yang kita alami baik didunia dan di akhirat kelak. Nauzubillah.....
Ketika Allah melarang yang namanya pacaran pasti akan ada efek buruk untuk kita, banyak sekali efek buruk dari pacaran, saya pernah membaca survey bahwa 60 % remaja perempuan dibandung sudah tidak perawan, yakinilah itu salah satu efek terbesar dari yang namanya pacaran yaitu berbuat zina padahal Allah sudah melarang mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukakannya, itulah kenapa Allah melarang pacaran..Astagfirullah, semoga selalu membuka pintu ampunan untuk kita semua. Jika ada yang mengatakan pacaran kita ga sampai berbuat zina kok, pacaran kita islami kok, maka kita katakan kepadanya kalo ada pacaran islami berarti ada juga dong mencuri islami, daging babi islami, korupsi islami?,ketika Allah bilang haram ya haram tidak bisa kita jadikan yang haram menjadi halal. Awalnya memang pacaran itu seperti kelihatan indah saling perhatian, memuji, awalnya bertemu ditempat yang ramai, lalu berduan,lalu berpegangan tangan, lalu berpelukan dan lalu....lalu.... lalu.... apa yang terjadi? Nauzubiillah....
Seperti yang dikatakan Oleh Rasulullah, Beliau juga bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berdua-duaan dengan perempuan kecuali ada mahram yang menyertainya.” (HR. Bukhari no. 5233 dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengatakan, “Sungguh apabila kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan paku dari besi itu lebih baik baginya daripada harus menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 20/211) Dari hadis itu sudah jelas bukan bahwa pacaran itu haram dan akan mendapatkan malapetaka bagi kita yang melakukannya baik didunia maupun diakhirat.
 “Jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan-pandangan kalian dan tahanlah tangan-tangan kalian”.[5]


Dalam hadits yang mulia ini terdapat perintah untuk menundukkan pandangan dan menahan tangan-tangan kita dari yang haram. Maka jelaslah bahwa pacaran adalah suatu yang diharamkan dalam islam. Kemudian jika ada yang mengatakan kalau seandainya pacaran tidak dibolehkan maka bagaimanakah dua orang insan bisa menikah padahal mereka belum saling kenal? Maka kita katakan pada orang yang beralasan demikian dengan jawaban yang singkat namun tegas bukankah petunjuk Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik petunjuk? Bukankah Beliau adalah orang yang paling kasih kepada ummatnya tidak memberikan petunjuk yang demikian? Firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, amt berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (At Taubah [9] : 128).
 Dengan demikian ayat di atas jelas menunjukkan bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling kasih pada ummatnya dan paling menginginkan kebaikan untuk mereka namun Beliau tidaklah mengajarkan kepada ummatnya yang demikian. Simak pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelumku kecuali wajib baginya menunjukkan kepada umatnya kebaikan yang dia ketahui untuk umatnya, dan mengingatkan semua kejelekan yang dia ketahui bagi umatnya…”.[8] Maka hendak kemanakah lari orang yang berpendapat kalau seandainya pacaran tidak dibolehkan maka bagaimanakah dua orang insan bisa menikah padahal mereka belum saling kenal? Bukankah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan dan mempraktekkan bagaimana tata cara menuju pernikahan? Apakah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan kepada kita cara mencari pasangan hidup dengan pacaran? Jawabanya tentu tidak, kalo pacaran itu diperbolehkan, tentunya Rasulullah akan memberi contoh, tapi karena Beliau tidak mencontohkan berarti itu haram. Ujian untuk laki-laki adalah keberanian dan ujian untuk perempuan adalah kesabaran, kalo ada laki-laki telah siap menikah, menikahlah tapi kalo tidak siap maka berpuasalah begitulah sabda Nabi. Wahai pengikut hawa nafsu hendak kemanakah lagi engkau palingkan sesuatu yang telah jelas dan gamblang ini ??!!! Kalau seandainya yang demikian dapat mengantarkan kepada kebaikan tentulah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkannya kepada kita.
Ingat untuk perempuan, lelaki yang sholeh itu tidak akan didapatkan melalui jalur pacaran, laki-laki yang serius menginginkanmu tidak akan mengajakmu untuk masuk ke dosa yang namanya pacaran tapi dia akan mendatangi walimu untuk meminangmu dengan sah, dan sebaliknya untuk laki-laki. perempuan yang sholehah tidak akan mau di ajak pacaran oleh laki-laki yang bukan mahramnya, dia akan sabar menunggu lelaki yang serius meminangnya melalui walinya. Jadi pasangan yang sholeh dan sholehah itu tidaka akan didapatkan melalui jalur PACARAN.


Maka renungkan wahai saudara-saudariku
apakah lebih layak orang –bukan suami istri¬¬– yang tidak sedang dalam keadaan beribadah kepada Allah untuk berdekatan, berdua-duan dan bermesra-mesraan serta merasa aman dari perbuatan menuju zina padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia mengatakan yang demikian !!!?? Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan : “Semua perkara yang aku larang maka jauhilah”[10]
Allahu Ta’ala a’lam bish showaab, mudah-mudahan yang sedikit ini dapat menjadi renungan bagi orang-orang yang masih melakukannya dan bagi kita yang tidak mudah-mudahan Allah jaga anak keturunan kita
semoga bermanfaat...terus perbaiki diri semoga Allah memberikan kita taufik dan Hidayah-NYA. Aamiin....
Semoga Allah selalu melindungi kita semua...

Pilihlah Pasangan Karena Akhlak dan Agamanya bukan Hartanya



Ada banyak kriteria yang ditentuan untuk mencari pasangan kalo misalkan kita laki-laki pasti kita ingin memiliki pasangan seorang perempuan yang cantik, baik, pengertian, perhatian dan masih banyak kriteria-kriteria yang lainnya, sama halnya juga dengan perempuan pasti ingin memiliki pasangan seorang laki-laki yang ganteng, kaya, baik, setia, tanggung jawab, perhatian dan masih banyak yang lainnya. Itu semua pasti impian kita semua ingin mempunyai seorang pasangan yang sempurna, tapi kita melupakan satu yang penting yaitu pada hakikatnya manusia itu tidak ada yang sempurna, semua manusia yang hidup didunia ini pasti mempunyai kekurangan dalam dirinya karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.
Semakin tinggi kita menentukan calon pasangan kita semakin sulit kita mendapatkannya, lalu pertanyaan bagaimana kita mendapatkan calon pasangan yang ideal buat mendampingi kita? Sebelum menjawab pertanyaan diatas kita tanya dulu pada diri kita tujuan kita mencari pasangan itu untuk apa?, untuk dipamerkan ke orang-orang bahwa pasangan kita ganteng/cantik, kaya, mobilnya punya 20, rumahnya banyak, gajinya juga 200juta perbulan dan yang lainnya. Mungkin untuk urusan dunia mempunyai pasangan yang seperti sangat enak apa-apa yang kita inginkan pasti bisa terpenuhi, tapi bagaimana di akhirat kelak? Apa gaji yang 200juta bisa membantu? Atau mobil yang bisa membantu?, Jawabannya tentu TIDAK karena SURGA tidak bisa dibeli dengan berapapun harganya walau gaji pasangan kita 200miliar kita tidak akan mendapatkannya.
Lalu kembali kepertanyaan diatas bagaimana kalo gitu kita mendapatkan calon pasangan yang ideal? Sebenarnya tidak sulit kita mendapatkan pasangan yang ideal, hanya kita saja yang mempersulitnya. Padahal mencari pasangan itu hanya cukup satu kriteria yaitu SHOLEH dan SHOLEHAH, sudah cukup itu pasangan paling ideal mendampingi kita di dunia maupun di akhirat kelak. Seperti yang Rasulullah katakan, Dari Abu Hurairah – rhadiyallahu anhu – dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata:
 “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Tapi utamakan Pilihlah yang baik agamanya, niscaya kau akan beruntung”.
Ya, kita tidak perlu muluk-muluk menentukan cukup yang baik agamanya, tidak peduli apakah dia miskin harta, parasnya tidak tampan, gajinya sedikit, tapi ketika pasangan kita SHOLEH dan SHOLEHAH, Inshaa Allah kita akan mendapatkan semuanya, percayalah. Karena SHOLEH itu mencakup semuanya pasangan yang Sholeh pasti akan baik karena dia taat pada Allah, dia juga pasti akan bertanggung jawab karena dia taat pada Allah, dia juga pasti akan perhatian karena dia taat kepada Allah. Jadi, semua yang kita dambakan kriteria pasangan ada semua pada seorang pasangan yang SHOLEH, karena pasangan yang SHOLEH dia adalah seorang hamba yang taat pada Allah, karena yang taat pada Allah, Allah pasti akan memberikan semua apa dia minta, dan yang Sholeh kehidupannya pasti lebih teratur dan mempunyai masa depan, dan paling utama dia akan membawa pasangannya untuk mencapai keridhoan Allah SWT. Percayalah.
 Revisi kembali niat kita untuk mendapatkan pasangan, tidak perlu muluk-muluk cukup satu yaitu SHOLEH, bukankah tujuan kita menikah ingin mendapatkan ridho Allah? Kalo pasangan kita tidak Sholeh seberapapun kekayaan dia kita tidak akan mendapatkan keridhoan-NYA. Seperti yang Imam Asy Syafi’i ungkapkan, “jangan pernah mencintai seseorang yang tidak mencintai Allah, jika Allah saja dia tinggalkan apalagi hanya seorang dirimu”?!!!


Sangat jelas disana apabila pasangan kita tidak mencintai Allah dan berani meninggalkan-NYA, yakin, kita juga akan dia tinggalkan. Rasul telah menunjukan cara kita mendapatkan jodoh atau pasangan yang untuk dunia dan akhirat. Semoga kita semua mendapatkan jodoh terbaik yang bisa menuntun kita untuk mencapai Ridho-NYA...tetap perbaiki diri semoga Allah selalu melindungi kita dan memberikan kita pasangan yang sholeh dan sholehah. Aamiin ya Allah....

Jumat, 15 April 2016

Kenapa Kita di"Uji?

"Carilah Hikmah Dalam Setiap Ketentuan Tuhan, Agar Timbul Rasa Kesyukuran & Keridho’an kepada-NYA".


 “Kenapa aku diuji? Kenapa aku yang diuji? Kenapa??”
Sering, dan selalu sering ungkapan itu laju meluncur di bibir orang yang diuji. Saya dan kalian, tidak mungkin tidak pernah berkata sedemikian. Saat diuji, sungguh kita merasa sukar dan berat untuk menerimanya. Apalagi ia adalah ujian yang tanpa kita sangka akan terjadi. Saya melihat kembali diri saya yang pada masa lalu, terus mengeluh, kecewa dengan kalimah itu yang sering diulang-ulang. Dan, saya juga menyaksikan saudara saya, sahabat dan teman turut meluahkan sedemikian. Geleng-geleng kepala, istighfar panjang-panjang.
 Hakikatnya, bukankah kita cuma hamba Allah yang layak diuji? Dan Allah, adalah Tuan yang punya diri kita yang mutlak. Sewajarnya, 'bersopanlah' dengan Pemilik diri yang abadi. Astaghfirullahalazim. Semoga Allah selalu mengampuni kita semua. ---------
Duhai insan. Jika kita bertanya demikian, jawabannya mudah saja sebenarnya. Cuma kita saja yang berat mau menerimanya. “Sebab Allah PILIH kita untuk diuji dengan ujian tersebut.” Kalau ditanya lagi, “Kenapa Allah pilih kita?” Singkat tapi sangat mendalam. “Karena Allah CINTA.” Subhanallah. Kerana Allah sayanglah Allah uji. Bukti apa Allah cinta? Pahamilah, dalam ujian-Nya itu sentiasa terselip 3 tanda cinta. Pertama, Allah akan hapuskan dosa-dosa kita.
 “Dan apa yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan (atau bala bencana), maka ia adalah disebabkan apa yang kamu lakukan dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berdosa.” (Surah as-syura:30)
Jangan pernah ingin menafikan segala dosa-dosa kita. Orang lain mungkin tidak tau segala keaiban atau dosa yang sering kita lakukan, tapi Allah Maha Tahu betapa banyaknya dosa-dosa kita yang tersembunyi. Jika ia bukan dosa lahir yang terang-terangan, mungkin dosa batin yang tersembunyi di balik hati kita. Hati kita yang bermaksiat, yang ternoda dengan berbagai penyakit seperti hasad, ria, ujub, sombong, iri, dendam dan berbagai mazmumah jiwa atau penyakit hati. Karena itu Allah ingin bersihkan kita dari semua dosa. Maka Allah menguji diri kita.
Apabila ada seseorang hamba Allah yang sangat taat, ibadahnya rajin, selalu sedekah, baik kepada sesama, tapi saat dia berbuat sedikit saja dosa, Allah lalu ‘bayar cash’ perbuatan dosanya . kena musibah, ujian demi ujian datang menghampiri. Sakit, susah, kesusahan yang membuat hamba itu banyak menangis, merintih dalam doa. Pasti akan timbul pertanyaan dalam diri kita Kenapa Allah berbuat demikian?, padahal dia seorang hamba yang taat kepada-NYA?, kenapa saat dia berbuat dosa yang sedikit saja Allah langsung memberikan ujian? Mungkin jawabannya Karena Allah tak sanggup melihat hamba-Nya yang baik itu terus bergelimang dalam dosa. Walau dosa itu sedikit saja. Allah ingin dia sentiasa bersih dari dosa, dan ingat selalu kepada-Nya. Dan Allah, sangat rindu untuk selalu mendengarnya memohon dalam doa. Subhanallah.... Tapi bagaimana jika Allah tidak lagi rindu? Maka, Allah akan 'lepaskan' dan tidak hiraukan kita lagi. Maukah seperti itu? Pastinya tidak ingin...
Dan ada orang, bila dia buat dosa maksiat biasa-biasa saja, dan malah ada dosa yang sangat besar yang dilakukan dan kita tetap melihat dia hidupnya senang-senang saja, malah dia semakin sukses. Contoh dia berpacaran, tapi terlihat bahagia saja. Itu karena Allah tangguhkan dahulu pembalasanmya, Allah ingin dia memperbaiki diri dan bertaubat. Tapi hamba itu masih malah makin asyik dan lalai. Sampai suatu saat nanti, Allah akan turunkan dia dengan ujian yang sangat dahsyat sehingga dia terduduk dan kembali sadar lalu bertaubat kepada Allah. singkat kata, semua manusia takkan terlepas dari ujian, dari kedua golongan ini Allah tetap sayang dan ujian itulah akan membersihkan segala dosa. Karena kita ini pendosa. Takkan bisa lari dari perbuatan salah dan lupa. Namanya manusia. Mudah lupa kepada-Nya.
 

Kedua, selepas habis semua dosa itu digugurkan, Allah igin menaikkan derajat kita. Jika dapat bersabar, maka kita masuk dalam golongan orang-orang yang sobirin. Firman Allah Taala yang bermaksud: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian.” (Muhammad:31) ditambah lagi, jika kita dapat bersyukur dengan apa yang Allah telah tetapkan kepada kita. Maka, dicatatkan oleh malaikat kita orang-orang yang syakirin, hamba yang pandai bersyukur dan Qanna’ah selalu merasa cukup. Maka, di sinilah dua kunci kebahagiaan bagi orang mukmin. Untuk Allah naikkan derajat semakin tinggi di sisi-NYA. Makin kita ingat kepada Allah, makin tinggilah derajat kita di sisi-Nya. Namun, jika makin kita melupakan Allah dan lebih ingat kepada dunia, maka rendahlah derajat kita disisi-Nya. Nauzubillah.....
 “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)
 Ketiga, Allah akan mengantikannya dengan yang jauh lebih baik. Allah Ar-Rahim, Maha Penyayang tidak akan sesekali menzalimi kita sebagai hambanya yang beriman. Setiap apa yang Allah berikan ujian dan musibah tersebut, Allah akan gantikan dengan yang jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan sebelumnya. iya, dengan yang jauh lebih baik. Maka, setelah Allah ampuni dosa-dosa kita dan kita kembali mendekat kepada-Nya, lebih bersyukur, lebih dan sabar, barulah di tahap ketiga ini Allah akan gantikan semua kesakitan, derita yang kita tanggung itu dengan kebahagiaan. Ada orang cepat mendapat gantiannya di dunia lagi. Ada orang, Allah tangguhkan dan simpan untuk diberikan gantian itu di syurga kelak. Lambat atau cepat, Allah sudah berjanji akan memberikan yang terbaik bagi hambanya yang bersabar dan bersyukur. Sebenarnya lebih beruntung orang yang Allah berikan ganjaran itu di syurga daripada di dunia sementara. Subhanallah. Sebaik-baik ganjaran adalah Surga yang kekal abadi
Hakikatnya, hidup ini memang takkan pernah memiliki jalan yang datar. Jika ia diibaratkan roda, ia berputar. Sekejap ke atas. Sekejap di bawah. Jika diibaratkan jalan, pasti banyak cabang jalan yang dilalui, ada belokannya, turunnya dan naiknya. Tidak ada jalan yang lurus. Kecuali jalan petunjuk yang diberikan oleh-Nya. Allah menjadikan ujian sebagai fitrah hidup di dunia. Mau tidak mau kita akan menghadapinya, suka atau tidak, kita harus menerimanya. Karena Allah menciptakan sesuatu sedemikian rupa, menghadirkan kesusahan demi kesulitan untuk kita terus ‘belajar’ dari madrasah kehidupan.
Dan kegagalan itu sebenarnya sebagai pengerak langkah kita untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.Lebih tepatnya, untuk kita buktikan kepada-Nya kita mampu menjadi hamba-Nya yang taat dan beriman.
“Dialah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Al-Mulk: 2)
Sesungguhnya iman itu perlu diuji, diasah, atau bahasa sekarangnya perlu diupgrade supaya ia akan bersinar terang dengan penuh cahaya. Ujian-ujian yang gelap, memberikan kesedihan dan kegusaran akan segera terusir dengan cahaya iman. Hidup ini akan terasa lebih ringan ketika kita menyandarkan segalanya kepada Sang Maha Kuat yaitu Allah SWT. Ya, kita adalah makhluk yang sangat lemah dan rapuh tatkala diberi sedikit ujian. Kekuatan itu hanya milik Allah, maka harus kita harus memohon dan memohon terus kepada-Nya.
Yang harus kita ingat ketika Allah memberikan kita ujian, bersyukurlah karena Allah ingin menaikan derajat kita dihadapan-NYA, dengan catatan kita harus tetap sabar dan ikhlas menerimanya, ikhlas tidak harus pasrah, tapi menyerahkan semuanya ujian ini kepada yang memberikan ujiannya yaitu Allah SWT. Tugas kita hanya berikhtiar dan berdoa semaksimal mungkin dan serahkanlah jawabannya kepada Allah, Dia yang lebih mengetahui yang terbaik untuk kita.
Semoga bermanfaat.... mari kita sama-sama merenung dan bermuhasabah semoga kita tetap diberikan waktu untuk terus memperbaiki diri lebih mendekatkan diri kepada-Nya selalu. Tetap bersabar dalam taat..... Aamiin....


 “Ketika seorang hamba telah menyerahkan segala urusannya kepada Allah, menyakini sepenuhnya janji Allah yang indah, hatinya akan damai dan batinnya begitu tenang menjalani hidup. Sikap ikhlas dalam menjalani sesuatu yang Allah takdirkan akan membentuk suatu penerimaan yang luar biasa dalam diri. Dengan itu, seorang hamba akan selalu melihat apa pun yang diberikan Tuhannya dalam persepsi yang indah. Ikhlas dan berserah diri kepada Allah akan selalu menjadi kekuatan yang mempertahankan kekukuhan jiwa kita, betapapun beratnya beban yang harus dipikul.” (Oki Setiana Dewi)

Minggu, 10 April 2016

Engkaulah Bunga Kehidupan yang Terindah




Engkau adalah bunga kehidupan, teramat sayang memperlakukanmu dengan kasar karena hal itu akan merusak keindahan yang ada dalam dirimu dan menodai kesempurnaanya sehingga menjadikannya layu tak berseri. Allah telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat derajatmu dalam agama ini, karenanya raihlah ia dengan memupuk ketaatanmu pada-Nya, merajut benang-benang kehidupanmu diatas jalan Allah dan manhaj Rasulnya agar kebahagiaan tak pernah jemu menghampirimu. Ingatlah selalu firman-Nya: “Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (Al -Ahzab:71).
Tanamkanlah selalu dalam hatimu, bahwa berjalan diatas kebenaran (sunnah) ibarat memegang bara api, banyak aral dan rintangan yang menghalangimu. Lihatlah keluar, musuh kita bersatu padu untuk mengahancurkan kita. Dengan segenap daya dan upaya mereka ingin agar kita melepaskan pakaian akhlak dan rasa malu dari diri kita, sehingga mereka lebih leluasa merongrong agama ini. Aku tidak ingin, dirimu dan juga diriku (dengan izin Allah) menjadi korban serigala-serigala liar itu. Karena itu palingkan wajahmu dari mereka dan sambutlah dengan penuh suka cita jalan kebenaran yang ditawarkan Allah dan Rasul-Nya. Peganglah tali kendali itu dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh dalam kehancuran. Buatlah mereka marah dan sedih dengan keteguhanmu berpegang pada agamamu, dengan menjaga rasa malumu dan beriltizam dengan hijabmu. Sesungguhnya mereka iri dengan apa yang kita miliki, wanita-wanita mereka telah terperosok jauh dalam kubangan dosa, kehinaan dan maksiat sehingga tidak ada lagi yang bisa diharapkan. Sedangkan engkau??? Engkau adalah wanita berkedudukan tinggi, engkau wanita dengan kemuliaan, kesucian dan kehormatan yang tinggi.
Kedudukanmu tinggi karena Al -Qur’an. Engkau mulia dengan iman dan suci karena engkau berpegang teguh pada agama ini. Oleh karena itu engkau adalah mutiara yang teramat mahal, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya apalagi menyakitinya. Itulah kelebihan dan keistimewaan yang tidak akan kau dapati selain dalam agama ini. Maka wahai ukhti fillah Al ‘Afifah, yang senantiasa sholat dan sujud kepada Dzat yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluknya, dan menundukkan pendengaran dan penglihatan untuk-Nya, cukuplah hadist Rasulullah berikut sebagai penyejuk hati : “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim). Ya, engkau adalah sebaik-baik perhiasan dunia, engkau adalah harapan agama, yang diharapkan dapat melahirkan generasi robbani. Perhiasan itu tidak mudah didapat, harganya terlalu mahal dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap abdi Allah ingin mendapatkannya, namun tidak semua bisa memilikinya. Ia memberikan kesejukan dikala hati gersang dan menyegarkan pandangan dikala mata suram. Perhiasan dunia itu, dalam kehidupannya senantiasa menampakkan kemuliaan dirinya. Bagaikan sekuntum mawar yang sedang mekar, harumnya tergambar dari pribadinya yang santun. Tunduk pandangannya, tegas bicaranya.Sedikitpun tidak ada keraguan jika meninggalkannya di rumah. Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya. Dalam kehidupan sehari-hari senantiasa diselimuti prestasi. Ia tahu mana kegiatan yang disukai Rabbnya , untuk itu ia tidak pernah putus asa. Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatannya, apalagi hanya sekedar menggodanya. Karena ingatlah selalu, bunga istimewa hanya untuk yang istimewa. Ukhti fillah!. Itulah gambaran tentang dirimu. Sungguh teramat agung kedudukanmu. Maka senantiasalah bersyukur kepada-Nya atas semua karunia, rahmat dan petunjukNya. Takutlah engkau pada Allah dan laksanakan tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu agar engkau termasuk dalam golongan hambaNya yang selamat dan bahagia di dunia maupun di akhirat. Bertaqwalah kepada Allah, semoga Allah memberikanmu taufiq kepada apa-apa yang dicintai dari apa-apa yang engkau dengar dan engkau baca…


 Semoga menjadi inspirasi buat kita semua terutama perempuan muslimah, jadilah perempuan muslimah sejati dan sholehah, semoga Allah SWT selalu membimbingmu untuk terus istiqomah dijalan dan ridho-NYA... Aamiin...

Ketika Cinta Menyapa Kita

"Lelaki sejati yang mencintai seorang wanita itu akan meng"halal"kan bukan mengajak "pacaran".

Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu, Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah beberapa tinjauan syari’at Islam mengenai pacaran.
 Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina
Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32) Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang. Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.” Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.
 Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 ) Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman, “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31) Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.” Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan,”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
 Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis? Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770) Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya.
 Allah Memerintahkan kepada Wanita untuk Menutup Auratnya


Allah Ta’ala berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59) “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Atho’ bin Abi Robbah bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amr Abdul Mun’im Salim) Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi) Jabat Tangan dengan Lawan Jenis Termasuk yang Dilarang Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925) Imam Nawawi –seorang ulama besar Syafi’iyyah- berkata, ”Makna hadits ini adalah bahwa anak Adam telah ditetapkan bagian untuk berzina. Di antaranya ada yang berbentuk zina secara hakiki yaitu memasukkan kemaluan kepada kemaluan yang haram. Di samping itu juga ada zina yang bentuknya simbolis (majas) yaitu dengan melihat sesuatu yang haram, mendengar hal-hal zina dan yang berkaitan dengan hasilnya; atau pula dengan menyentuh wanita ajnabiyah (wanita yang bukan istri dan bukan mahrom) dengan tangannya atau menciumnya; atau juga berjalan dengan kakinya menuju zina, memandang, menyentuh, atau berbicara yang haram dengan wanita ajnabiyah dan berbagai contoh yang semisal ini; bisa juga dengan membayangkan dalam hati. Semua ini merupakan macam zina yang simbolis (majas). Lalu kemaluan nanti yang akan membenarkan perbuatan-perbuatan tadi atau mengingkarinya. Hal ini berarti ada zina yang bentuknya hakiki yaitu zina dengan kemaluan dan ada pula yang tidak hakiki dengan tidak memasukkan kemaluan pada kemaluan, atau yang mendekati hal ini. Wallahu a’lam” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim) Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan istri atau mahrom- diistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan jenis adalah perbuatan yang haram karena berdasarkan kaedah ushul ‘apabila sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram, maka menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.” (Lihat Taysir Ilmi Ushul Fiqh, Abdullah bin Yusuf Al Juda’i) Meninjau Fenomena Pacaran Setelah pemaparan kami di atas, jika kita meninjau fenomena pacaran saat ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang di atas. Kita dapat melihat bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-. Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?! Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini!
 Tidak Ada Pacaran Islami


Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?” Dengan diplomatis, si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah- berzina. Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud. Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nadzar (melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian. Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling ber SMS,BBM ria rayuan yang menjurus berzina, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggal di dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlelu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat. (Diambil dari buku Sutra Asmara, Ust Abu Umar Basyir) Pacaran Mempengaruhi Kecintaan pada Allah Ibnul Qayyim menjelaskan, ”Kalau orang yang sedang dilanda asmara itu disuruh memilih antara kesukaan pujaannya itu dengan kesukaan Allah, pasti ia akan memilih yang pertama. Ia pun lebih merindukan perjumpaan dengan kekasihnya itu ketimbang pertemuan dengan Allah Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu, angan-angannya untuk selalu dekat dengan sang kekasih, lebih dari keinginannya untuk dekat dengan Allah”.
Pacaran Yang Halal dan Terbaik adalah Setelah Nikah


Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani) Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya.” “Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta pada-Nya. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya”. Semoga bermanfaat... Semoga Allah Menuntun kita dijalan dan ridho-NYA. Aamiin Ya Rabbal Alamin....

Kalo Kita Laki-laki "Halalkan" bukan "Pacaran"



Jika dirimu yang saat ini sedang menjalin hubungan tidak halal (pacaran) dengan seseorang, terlena dengan rayuan dan tenggelam dalam kemaksiatan. Walaupun disisi lain kamu juga selalu mengharapkan dan sering menyebut dia dalam setiap doa’mu agar segera dibersamakan dalam ikatan halal.

Coba kita renungkan sejenak.. Apakah kamu bisa mempercayai kebenaran rasa cinta seseorang jikalau dia selalu berselingkuh? Pasti TIDAK kan? Lalu sekarang, akankah Allah mengabulkan doa’mu jikalau hatimu tak sungguh2 mencintai-Nya? Disaat hatimu jauh dari-Nya dan ragamu seringkali tercoret oleh hal maksiat.

Jika kau mulai merasa dengan hatimu yang terdalam, pastilah jalan menuju ‘niat baikmu’ terlihat semakin menjauh. “Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (QS: Luqman: 24)

 Hanya ada 2 jalan, HALALKAN atau TINGGALKAN. Pilih jalanmu!
Cinta itu indah. Cinta itu menghormati, bukan merendahkan. Cinta itu menjaga, bukan menjerumuskan. Cinta akan selalu mengajak kebaikan, bukan bersama melakukan kemaksiatan.
 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)



Suatu hari nanti, bisa jadi kau tak akan dibersamakan dengan orang yang sering kau sebut dalam doa’mu, dikarenakan kemaksiatan yang dilakukan. Tapi bisa jadi kau akan dibersamakan dengan orang yang selalu mendoakan namamu dibalik bilik mesranya dengan Allah dalam setiap tahajjudnya, dan selalu berharap yang terbaik untukmu menuju jalan-Nya. Wallahu a’lam..
semoga kita terus istiqomah berada dijalan-NYA. Aamiin

Sabtu, 09 April 2016

Kita Akan Mati Dengan Cara Sebagaimana Caranya Kita Hidup



kita pasti pernah menyaksikan orang yang meninggal dunia, dan ada banyak cara Allah mengambil nyawa seseorang, ada yang tiba-tiba meninggal padahal dia sangat sehat dan bugar sekali, ada yang sedang sakit lalu meninggal, bahkan ada banyak kita melihat di TV orang yang sedang berolahraga tiba-tiba meninggal, ada yang ketika hendak tiba-tiba Allah memanggilnya. Ya, memang kematian itu adalah mutlak rahasia Allah, kita tidak memilih kapan kita mati, dimana kita mati, dan sedang apa kita mati, semua itu Allah yang menentukan. Tetapi di balik semua itu ketika kita mati pasti kita ingin dalam keadaan islam dan khusnul khotimah. Tapi kita tidak akan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah kalo selama hidup kita selalu jauh dari Allah, tidak menjalankan perintah-NYA, melakukan apa yang dilarang-NYA, terus menerus berbuat maksiat dan tidak mau bertobat.
Ada sebuah kisah kematian yang mungkin bisa menjadi instropeksi buat diri kita semua bahwa kita akan meninggal dengan cara kita hidup, berikut kisah selengkapnya
 “Ada seorang seorang polisi yang bertugas dibagian lalu lintas, pada saat jalanan ditengah kota yang sedang pada-padatnya sekitar pukul 16.30 sore hari, tiba-tiba lalu lintas macet total dan polisi ini keluar dari pos nya melihat apa yang membuat kemacetan dan ternyata ada sebuah kecelakaan yang melibatkan mobil dan truk pengangkut pasir hingga membuat kemacetan yang sangat panjang, dan polisi itu langsung melihat korban kecelakaanya, pertama dia melihat dulu keadaan supir dari truk lebih dahulu yang mengalami luka yang cukup parah tetapi supir masih sadarkan diri dan dia menyuruh anggota polisi yang lain untuk membawanya kerumah sakit, lalu polisi ini melihat korban dari pengemudi mobil ternyata yang mobil berisi pemuda-pemudi ada 5 orang di dalam itu 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan semuanya mengalami luka tapi tidak terlalu cukup serius hingga ke empat korban langsung dilarikan kerumah sakit, tapi berbeda halnya dengan pengemudinya yang mengalami luka yang sangat parah polisi dan beberapa warga berusaha mengeluarkan pengemudi itu dari dalam mobil sudah rusak berat, ketika berhasil dikeluarkan dari mobil langsung polisi ini membawanya kerumah sakit dari kepalanya terus mengeluarkan darah yang sangat banyak sambil terus mengerengek kesakitan dan merasa pemuda itu sedang mengalami sakaratul maut polisi itu mencoba membimbingnya untuk mengucapkan istigfar, syahadat, tapi polisi sungguh kaget karena yang diucapkan oleh pemuda itu bukan kalimat istigfar dan syahadat malah mengucapkan nyanyian-nyanyian, polisi itu terus berusaha untuk membantu pemuda itu mengucapkan syahadat tapi pemuda itu malah terus melantunkan nyanyiannya hingga pemuda itu meninggal. Pemuda itu meninggal dengan kalimat terahirnya sebuah kalimat nyanyian bukan menyebut syahadat atau asma Allah. Astagfirullah...
Karena penasaran polisi kenapa pemuda itu meninggal dengan cara yang sangat mengerikan, lalu polisi itu bertanya kepada teman-temannya yang satu mobil, temannya menceritakan bahwa mereka berlima sudah melihat konser musik dan meminum-minum alkohol hingga mereka kehilangan kesadaran dan terjadi kecelakaan. Temannya bercerita bahwa selama hidupnya korban selalu seperti itu minum-minum, hura-hura tidak pernah sholat, puasa dan beribadah. Besok harinya terjadi lagi kecelakaan mobil ada salah satu korban yang mengalami luka yang sangat parah korban masih muda berusia 20 tahunan, polisi itu langsung membawa korban kerumah sakit didalam perjalanan polisi itu heran karena mendengar ada lantunan ayat Al-Qur’an dan ternyata itu berasal dari mulut pemuda yang sedang sakaratul maut hingga pemuda itu menghembuskan nafas terakhir mengucapkan syahadat dengan wajah bercahaya dan tersenyum. Subhannallah....
Polisi itu bertanya kepada sahabat korban yang meninggal amalan apa yang dilakukan oleh korban hingga meninggal dengan khusnul khotimah, sahabatnya menceritakan bahwa selama hidup beliau pemuda yang sangat baik menyayangi anak yatim, tidak pernah meninggalkan sholat wajib dan sunnah, beliau juga seorang hafiz Al-Qur’an, sahabatnya menceritakan ketika tabrakan itu terjadi beliau baru pulang dari panti asuhan yang mensedekahkan sebagian hartanya untuk panti asuhan”. Dari cerita itu bisa mengambil banyak manfaat dan bahan instropeksi diri kita, bahwa benar Allah akan mematikan kita dengan cara kita menjalani kehidupan. Dari kedua pemuda yang meninggal itu sangat bertentangan sekali cara meninggalkannya padahal meninggalnya sama karena kecelakaan mobil, tetapi ketika sedang mengalami sakaratul maut sangat bertentangan pemuda itu menjalani sakaratul maut dengan mengerikan mulutnya tidak mengucapkan syahadat malah menyanyikan lagu-lagu sedangkan pemuda yang kedua menjalani sakaratul maut dengan sangat indah mulutnya terus mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an dan wajahnya bercahaya sambil tersenyum.
Pelajaran yang dapat kita ambil kalo kita ingin meninggal dengan khusnul khatimah, jalanilah kehidupan dan perbuatan kita yang mengantarkan kita untuk menjadi seorang yang khusnul, tetapi ketika kita menjalani kehidupan dan perbuatan tidak mencerminkan seorang yang khusnul malah mencermin su’ul jangan harap Allah mematikan kita dalam keadaan khusnul khatimah. Naudzubillah.....
 Mari kita perbaiki perjalanan kehidupan yang sangat singkat ini, karena kita tidak tau sampai kapan kita hidup, tidak ada jaminan yang muda hidupnya masih lama dan yang tua hidupnya tinggal sebentar lagi, semua itu mutlak hak Allah kita harus siap bila Allah tiba-tiba mengambil nyawa kita, dimanapun, kapanpun dan dengan cara apapun. Yang harus kita lakukan dari mempersiapkan diri menjadi lebih dengan cara bertaubat supaya kita meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin Ya Allah

 “Kita tidak bisa memilih dimana dan kapan kita mati, tapi kita bisa memilih bagaimana cara kita mati”.
Semoga bermanfaat, terus perbaiki...semoga Allah mematikan kita ketika dalam iman dan islam. Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamin

Banyak Keajaiban Ketika Bersedekah

"Aku bisa ya Allah"


Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis. Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain. Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya. Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan “tidur”. Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan. Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, “Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?” Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius. ” Ada empat hal yang harus Anda perhatikan,” begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA “Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan). Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik. Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu… baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah.” Beliau mengambil napas sejenak.
RAHASIA KEDUA “Kemudian yang kedua,” beliau melanjutkan. “Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain. Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, ‘Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.’ Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan. Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri. Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.
RAHASIA KETIGA “Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, ” begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. “Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya.” “Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3). “Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ,” tanya beliau. “Ya, bagaimana caranya?” jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita. “Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!” jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. “Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula.” “Walau pun itu orang kaya?” tanya saya. “Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah.” “Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,” saya bertanya lagi. “Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,” jawab beliau. “Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda.”
RAHASIA KEEMPAT Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya. “Yang keempat nih, Mas,” beliau memulai. “Jangan mempermainkan wanita”. Hm… ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja. “Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil.” “Lalu?” saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya. “Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. “ “Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau.


Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya,” beliau melanjutkan. Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. KEDAHSYATAN SEDEKAH Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah! Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya, ‘Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu 0yang lebih kuat dari pada gunung?’. Allah menjawab, ‘ Ada , yaitu besi’.Para malaikat pun kembali bertanya, ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?’. Allah menjawab, ‘ Ada , yaitu api’. Bertanya kembali para malaikat, ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api?’. Allah menjawab, ‘ Ada , yaitu air’. ‘Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?’ tanya para malaikat. Allah pun menjawab, ‘ Ada , yaitu angin’. Akhirnya para malaikat bertanya lagi, ‘Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?’. Allah yang Mahagagah menjawab, ‘ Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya’ .” Subhanallah. …

Mari kita sisihkan sedikit dari harta kita untuk orang yang membutuhkan, bersedekahlah dan rasa nikmatnya, akan keajaiban yang Allah berikan kepada kita ketika ikhlas karena-NYA. Semoga bermanfaat... terus perbaiki diri dan tetap istiqomah dijalan-NYA... Aamiin