Sabtu, 16 April 2016

Apakah Ada Pacaran Islami?



Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Hanya kepadaNya kita memuji, meminta tolong, memohon ampunan, bertaubat dan memohon perlindungan atas kejelekan-kejelekan diri dan amal-amal yang buruk. Barangsiapa yang diberi Allah petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberikannya hidayah taufik.
Adalah suatu hal yang telah menyebar luas dikalangan masyarakat sebuah kebiasaan yang terlarang dalam islam namun sadar tak sadar telah menjadi suatu hal yang sangat sering kita lihat bahkan sebahagian orang menganggapnya adalah suatu hal yang boleh-boleh saja, kebiasan tersebut adalah apa yang disebut sebagai pacaran.
Membahas tentang yang namanya pacaran memang tidak ada habisnya dan sangat menarik untuk dibahas. Oleh karena itu maka penulis mencoba lagi untuk memaparkan sedikit tinjauan islam mengenai hal yang namanya pacaran, dengan harapan penulis dan pembaca sekalian dapat memahami bagaimana islam memandang pacaran serta kemudian dapat menjauhinya.
Pacaran yang dikenal secara umum adalah suatu jalinan hubungan cinta kasih antara dua orang yang berbeda jenis yang bukan mahrom dengan anggapan sebagai persiapan untuk saling mengenal sebelum akhirnya menikah[1].
 Inilah mungkin definisi pacaran yang banyak tersebar dikalangan muda-mudi. Maka atas dasar inilah kebanyakan orang menganggap bahwa hal ini adalah suatu yang boleh-boleh saja, bahkan lebih parahnya lagi dianggap aneh kalau menikah tanpa pacaran terlebih dahulu –wal ‘iyyadzubillah –. Lalu jika demikian bagaimanakah tinjauan islam tentang hal ini?
Berikut penulis coba jelaskan sedikit kepada pembaca –sesuai dengan ilmu yang sampai kepada penulis– bagaimana islam memandang pacaran. Pacaran adalah suatu yang sudah jelas keharamannya dalam islam, dalil tentang hal ini banyak sekali diantaranya adalah firman Allah‘Azza wa Jalla : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32). Ayat ini adalah dalil tegas yang menunjukkan haramnya pacaran. Berkaitan dengan ayat ini seorang ahli tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan dalam tafsirnya, “Larangan mendekati suatu perbuatan nilainya lebih daripada semata-mata larangan melakukan suatu perbuatan karena larangan mendekati suatu perbuatan mencakup larangan seluruh hal yang dapat menjadi pembuka/jalan dan dorongan untuk melakukan perbuatan yang dilarang”. Kemudian Beliau –rahimahullah- menambahkan sebuah kaidah yang penting dalam hal ini, “Barangsiapa yang mendekati suatu perbuatan yang terlarang maka dikhawatirkan dia terjatuh pada suatu yang dilarang”[2].
Allah sudah jelas-jelas melarang yang namanya pacaran, ketika Allah melarang “sesuatu” yang kelihatannya seperti indah padahal itu hanya tipuan syetan belaka, yakinlah bahwa itu bertujuan baik untuk hambanya, apabila kita tetap mengerjakan yang Allah larang bersiap-siaplah akan ada dampak buruk yang kita alami baik didunia dan di akhirat kelak. Nauzubillah.....
Ketika Allah melarang yang namanya pacaran pasti akan ada efek buruk untuk kita, banyak sekali efek buruk dari pacaran, saya pernah membaca survey bahwa 60 % remaja perempuan dibandung sudah tidak perawan, yakinilah itu salah satu efek terbesar dari yang namanya pacaran yaitu berbuat zina padahal Allah sudah melarang mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukakannya, itulah kenapa Allah melarang pacaran..Astagfirullah, semoga selalu membuka pintu ampunan untuk kita semua. Jika ada yang mengatakan pacaran kita ga sampai berbuat zina kok, pacaran kita islami kok, maka kita katakan kepadanya kalo ada pacaran islami berarti ada juga dong mencuri islami, daging babi islami, korupsi islami?,ketika Allah bilang haram ya haram tidak bisa kita jadikan yang haram menjadi halal. Awalnya memang pacaran itu seperti kelihatan indah saling perhatian, memuji, awalnya bertemu ditempat yang ramai, lalu berduan,lalu berpegangan tangan, lalu berpelukan dan lalu....lalu.... lalu.... apa yang terjadi? Nauzubiillah....
Seperti yang dikatakan Oleh Rasulullah, Beliau juga bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berdua-duaan dengan perempuan kecuali ada mahram yang menyertainya.” (HR. Bukhari no. 5233 dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengatakan, “Sungguh apabila kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan paku dari besi itu lebih baik baginya daripada harus menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 20/211) Dari hadis itu sudah jelas bukan bahwa pacaran itu haram dan akan mendapatkan malapetaka bagi kita yang melakukannya baik didunia maupun diakhirat.
 “Jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan-pandangan kalian dan tahanlah tangan-tangan kalian”.[5]


Dalam hadits yang mulia ini terdapat perintah untuk menundukkan pandangan dan menahan tangan-tangan kita dari yang haram. Maka jelaslah bahwa pacaran adalah suatu yang diharamkan dalam islam. Kemudian jika ada yang mengatakan kalau seandainya pacaran tidak dibolehkan maka bagaimanakah dua orang insan bisa menikah padahal mereka belum saling kenal? Maka kita katakan pada orang yang beralasan demikian dengan jawaban yang singkat namun tegas bukankah petunjuk Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik petunjuk? Bukankah Beliau adalah orang yang paling kasih kepada ummatnya tidak memberikan petunjuk yang demikian? Firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, amt berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (At Taubah [9] : 128).
 Dengan demikian ayat di atas jelas menunjukkan bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling kasih pada ummatnya dan paling menginginkan kebaikan untuk mereka namun Beliau tidaklah mengajarkan kepada ummatnya yang demikian. Simak pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelumku kecuali wajib baginya menunjukkan kepada umatnya kebaikan yang dia ketahui untuk umatnya, dan mengingatkan semua kejelekan yang dia ketahui bagi umatnya…”.[8] Maka hendak kemanakah lari orang yang berpendapat kalau seandainya pacaran tidak dibolehkan maka bagaimanakah dua orang insan bisa menikah padahal mereka belum saling kenal? Bukankah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan dan mempraktekkan bagaimana tata cara menuju pernikahan? Apakah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan kepada kita cara mencari pasangan hidup dengan pacaran? Jawabanya tentu tidak, kalo pacaran itu diperbolehkan, tentunya Rasulullah akan memberi contoh, tapi karena Beliau tidak mencontohkan berarti itu haram. Ujian untuk laki-laki adalah keberanian dan ujian untuk perempuan adalah kesabaran, kalo ada laki-laki telah siap menikah, menikahlah tapi kalo tidak siap maka berpuasalah begitulah sabda Nabi. Wahai pengikut hawa nafsu hendak kemanakah lagi engkau palingkan sesuatu yang telah jelas dan gamblang ini ??!!! Kalau seandainya yang demikian dapat mengantarkan kepada kebaikan tentulah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkannya kepada kita.
Ingat untuk perempuan, lelaki yang sholeh itu tidak akan didapatkan melalui jalur pacaran, laki-laki yang serius menginginkanmu tidak akan mengajakmu untuk masuk ke dosa yang namanya pacaran tapi dia akan mendatangi walimu untuk meminangmu dengan sah, dan sebaliknya untuk laki-laki. perempuan yang sholehah tidak akan mau di ajak pacaran oleh laki-laki yang bukan mahramnya, dia akan sabar menunggu lelaki yang serius meminangnya melalui walinya. Jadi pasangan yang sholeh dan sholehah itu tidaka akan didapatkan melalui jalur PACARAN.


Maka renungkan wahai saudara-saudariku
apakah lebih layak orang –bukan suami istri¬¬– yang tidak sedang dalam keadaan beribadah kepada Allah untuk berdekatan, berdua-duan dan bermesra-mesraan serta merasa aman dari perbuatan menuju zina padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia mengatakan yang demikian !!!?? Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan : “Semua perkara yang aku larang maka jauhilah”[10]
Allahu Ta’ala a’lam bish showaab, mudah-mudahan yang sedikit ini dapat menjadi renungan bagi orang-orang yang masih melakukannya dan bagi kita yang tidak mudah-mudahan Allah jaga anak keturunan kita
semoga bermanfaat...terus perbaiki diri semoga Allah memberikan kita taufik dan Hidayah-NYA. Aamiin....
Semoga Allah selalu melindungi kita semua...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar