WAHAI, PARA PEMUDA BELAJARLAH ISLAM!!!
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Berpegang
teguhlah dengan tali Allah. Ingatlah, kebahagiaan itu hanya bisa diraih dengan
berpegang teguh dengannya. Bersyukurlah kepada Allah. Dengan bersyukur, niscaya
kenikmatan itu akan senantiasa bertambah.
Masa muda merupakan masa keemasan, masa produktif. Masa yang
paling gemilang untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya menuju akhirat.
Sehingga Islam sangat memperhatikan kepada para pemuda. Demikian halnya dengan
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau sangat memberikan
perhatian kepada para pemuda. Di antaranya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا
ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ
Tujuh orang yang akan dilindungi oleh Allah pada hari yang tidak
ada perlindungan kecuali perlindungan-Nya, (yaitu) pemimpin yang adil dan
seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah. [Muttafqun alaihi].
Tanggung jawab untuk terbentuknya pemuda-pemuda tangguh dan
generasi yang taat, itu merupakan kewajiban dan tugas yang besar di pundak para
orang tua, agar mendidik anak-anaknya semenjak dini dengan pendidikan yang
benar, yaitu pendidikan yang diajarkan oleh Islam, sebagaimana Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ
وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي
الْمَضَاجِعِ
Perintahkanlah anak-anak kalian agar menunaikan shalat ketika
mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika telah berumur sepuluh
tahun, dan pisahkanlah tempat tidurnya. [HR Abu Dâwud].
Hadits ini, meskipun berhubungan dengan mendidik anak dalam
masalah shalat, akan tetapi, sesungguhnya mencakup pendidikan lainnya dari
syariat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepada
Ibnu ‘Abbâs yang pada saat itu beliau masih kecil:
يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ
يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ
وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
Wahai, anak kecil! Sesunguhnya aku akan mengajarkan kepadamu
beberapa kalimat; jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu; jagalah Allah,
niscaya engkau akan mendapatkan Dia selalu di hadapanmu; apabila engkau minta,
mintalah kepada Allah dan apabila engkau minta pertolongan, mintalah
pertolongan kepada-Nya. [HR Tirmidzi].
Didiklah mereka dengan pendidikan Islam. Berilah para pemuda itu
dengan pengarahan yang benar. Hendaklah orang tua menjadi teladan yang baik
bagi anaknya, sehingga menjadikannya sebagai qudwah hasanah.
Salah satu wasilah yang sangat membantu dalam membentuk
kepribadian anak, adalah dengan membersihkan rumah-rumah kita dari berbagai
sarana yang dapat membawa kepada kerusakan, sehingga seorang anak akan selamat
dari berbagai penyelewengan, akan selalu terjaga fithrahnya, dan menjadi anak
shâlih yang akan memberikan manfaat bagi kedua orang tuanya; tidak hanya di
dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
mengumpulkannya bersama kedua orang tuanya di surga. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ
أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ
شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami
tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat
dengan apayang dikerjakannya. [ath-Thûr/52 ayat 21]
Untuk mencapai kemuliaan yang agung ini, tentu membutuhkan
kesabaran, perjuangan, dan perhatian yang besar dari para orang tua. Terlebih
lagi pada zaman sekarang ini, berbagai fasilitas tersedia dan sangat mudah
membahayakan akhlak dan kepribadian seorang anak. Pemuda pada zaman ini, ia
bagaikan seekor kambing yang berada dalam kerumunan serigala yang siap
menyantapnya.
Dengan demikian, kita dapat memahami mengapa para salafush-shalih
sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Mereka berusaha menjadikan
anak-anaknya sebagai penghafal Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam . Mereka menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada para
pengajar yang amanah. Bahkan tidak sedikit harta yang mereka keluarkan. Masa
dan waktu yang panjang mereka luangkan. Semua ini, mereka korbankan demi
mengharapkan tercapainya cita-cita, yaitu memiliki generasi yang taat kepada
Allah. Mereka tidak membiarkan waktu-waktu yang ada kosong begitu saja
menghiasi anak-anaknya, karena waktu yang kosong dapat berbahaya bagi seorang
pemuda. Oleh karena itu, seorang pemuda yang memiliki kekuatan dan keinginan,
harus memanfaatkan waktunya dengan kesibukan. Jagalah waktu mereka dengan
sebaik-baiknya. Demikian pula, jangan memberikan kepada mereka harta yang
berlebihan, tetapi berikanlah sesuai dengan kebutuhan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا
وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian. [al-Furqân/25:67].
Adapun para guru atau para pendidik, sesungguhnya mereka memiliki
tugas dan tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak-anak kaum muslimin.
Menjadikan mereka generasi Rabbani; generasi yang selalu berjalan di atas
ketentuan Allah dan Rasul-Nya, generasi yang meneruskan perjuangan para
sahabat, generasi yang siap mengemban dakwah Islam. Ajarkanlah kalimat tauhid,
ajarkanlah sunnah-sunnah Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ajarkanlah
akhlak mulia. Itulah tugas seorang guru yang merupakan tugas yang agung dan
amanah yang besar.
Ketahuilah, sesungguhnya para musuh selalu berusaha merusak
kepribadian pemuda Islam. Mereka selalu membuat makar untuk menjerumuskan para
pemuda ke jurang kebinasaan. Para musuh Islam menyediakan berbagai fasilitas
yang dapat menjerumuskan kepada syahwat untuk merusak akhlak pemuda Islam,
seperti obat-obat terlarang untuk merusak akal sekaligus badan, bahkan para
musuh Islam menyusup melalui pendidikan dengan cara memasukkan pelajaran yang
tidak sesuai dengan norma-norma Islam. Pelajaran yang mengandung kemaksiatan,
bahkan kekufuran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tujuan utama para musuh itu
ialah agar kaum muslimin berpaling dari ilmu Islam dan sibuk dengan ilmu-ilmu
yang mereka inginkan. Itulah makar dan tipu daya musuh untuk menghancurkan kaum
muslimin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا
الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ
Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada
menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Rabbmu. Dan Allah
menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan
Allah mempunyai karunia yang besar. [al-Baqarah/2 : 105].
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan kaum muslimin dari
makar dan tipu daya orang kafir dengan firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ
يُغْلَبُون
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu,
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. [al-Anfâl/8 :
36].
Akan tetapi, sungguh musuh-musuh Islam itu akan terkalahkan.
Tetapi kapankah mereka dapat dikalahkan? Jawabanya, yaitu jika kaum muslimin
tetap konsisten dengan perintah dan larangan Allah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , berusaha menerapkan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan
mereka, dan selalu berhati-hati dengan makar mereka.
Anak-anak kaum muslimin adalah tumpuan untuk masa yang akan
datang. Merekalah yang akan membawa panji Islam. Semua itu akan terwujud,
apabila pendidikan yang benar dimulai semenjak dini, dan yang paling berperan
ialah orang tua dan guru. Sungguh, generasi yang shâlih akan mendatangkan
manfaat, khususnya bagi kedua orang tuanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ
وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila salah seorang meninggal maka akan terputus semua
amalannya, kecuali tiga perkara (yaitu) shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak shalih yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya. [HR Muslim].
Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam memegang amanah yang agung ini. jagalah anak-anak, para pemuda kita dari
api neraka Jahannam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. [at-Tahrîm/66 : 6].
Semoga bermanfaat dan jadilah para pemuda yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.
(Diringkas dari al-Khutab al-Mimbariyyah, karya Syaikh Shâlih bin
Fauzân al-Fauzân).