Kamis, 21 Januari 2016

Sulitkah Kita Belajar IKHLAS?


Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-KU! ( HR. Muslim )

Akhir-akhir ini banyak sekali pemuda-pemudi yang patah hati atau istilah sekarangnya galau, baper dan mungkin masih banyak lagi istilah-istilah yang lainnya Hahaha. Mendengar kata galau saya jadi ingat teman saya pernah cerita pada saya.

Teman (T) : “A, kalau cara mengikhlaskan bagamana menurut kamu”?
Saya (S) : “Ya, Belajar”.
T : “ belajarnya sulit kakaynya mah a suka sedih terus hmmm”.
S : “jika kita merasa punya Allah , maka jangan menangis dan bersedih karena masalah dunia.
Allah tau itu sulit, Allah tau itu berat tapi kita juga harus tau bahwa Allah tidak akan menempatkan kita ke dalam situasi yang tidak bisa kita hadapi, maka dari itu kita harus belajar”.
T : “iya sih A bener,Allah ga akan ngasih sesuatu hal diluar batas manusiany, iya kuat sih a, sabar a, tapi sulit a masih suka kepikiran dalam pelaksanaannya untuk ikhlas”.
S : “sulit?? Iya maka dari kesulitan itu kita harus belajar, tuh kan yang belajar ikhlas aja masih suka kepikiran, apalagi kalo kita ga belajar ikhlas. Libatkan Allah dari setiap kejadian yang kita alami mau sedih, bahagia, kecewa, menangis, semua itu karena Allah dan untuk Allah.

Karena cerita dari teman ini saya menjadi lebih berpikir lagi, secara teori kita memang bisa belajar, dalam pelaksanaannya yang sangat sulit. Banyak juga yang bilang, “ah gampang kalau bicara tuh, kamu sih ga pernah mengalaminya”, Mungkin orang yang berbicara seperti ini salah satu contoh orang yang dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan sehingga secara mental menjadi drop, padahal secara logika dia tau bahwa harus bisa menerima.
Lalu pertanyaannya, sebegitu sulitkah kita belajar mengikhlaskan sesuatu?,
Menurut saya pribadi ada tiga faktor besar yang kita alami, mengapa kita sulit sekali belajar ikhlas, mungkin masih banyak lagi faktor yang lainnya yang
1.       Sabar
Ya, sabar dan ikhlas itu merupakan satu paket yang harus kita pelajari selama hidup ini, kita tidak akan bisa ikhlas bila tidak barengi dengan sifat sabar. Kesulitan yang kita alami ketika kita belajar mengikhlaskan sesuatu yang yang hilang atau pergi, karena kita tidak sabar dalam menjalani proses pembelajarannya. Ya, itu yang harus kita ingat belajar apapun pasti membutuhkan proses, proses itu membutuhkan waktu, untuk waktu bisa lama, bisa juga sebentar tergantung diri kita sendiri seberapa serius dan sering kita belajarnya. Kita analogikan  seperti ini belajar matematika menurut sebagian orang sangat sulit dan rumit lagi, tetapi sebagian lagi sangat mudah asalkan kita ada kemauan dan keseriusan belajarnya. Jadi intinya tidak ada hal yang sulit ketika kita ada kemauan untuk belajar, sama hal nya dengan belajar untuk ikhlas, kita sendirilah yang membuat proses pembelajaran itu menjadi rumit. So, bersabarlah dalam belajar.
2.       Semua yang kita miliki hanya titipan
Yang harus kita sadari bahwa seluruh yang kita punya didunia ini semua hanya titipan semata, kekayaan, keluarga, suami, istri, anak, bahkan nyawa kita pun hanya titipan yang harus rela kita sang pemilik mengambilnya, tugas kita hanya menjaga, merawat, dan mempersiapkannya selagi Allah belum mengambilnya dari kita. Ketika merasa semua ini hanya titipan semata pasti kita akan ikhlas apabila sang pemilik mengambilnya kapanpun waktunya dan bagaimanapun caranya. Jadi, sadarilah semua ini milik Allah dan percayalah ketika Allah mengambil sesuatu dari kita, Allah pasti menggantinya dengan yang lebih baik.
3.       Terlalu berharap pada manusia
Mungkin ini yang sering kita lakukan termasuk saya sendiri sehingga kita sulit sekali ikhlas ketika ada sesuatu yang hilang atau pergi dari kita. Ya, terlalu berharap pada manusia itu tidak akan membuat kita bahagia malahan kita akan sering mengalami kecewa, seperti yang diucapkan oleh Sahabat Rasullullah SAW, Ali Bin Abi Thalib, “Aku pernah merasakan semua kepahitan di dunia dan yang paling pahit adalah berharap pada manusia”.
Seorang Ali pun merasakan kekecewaan ketika berharap pada manusia apalagi kita?, harus kita ingat bahwa kepada Allah kita berharap, kepada Allah lah kita meminta pertolongan, karena janji Allah itu tidak akan pernah salah.
Kita contohkan orang yang pacaran telah 10 tahun lalu tiba-tiba putus, apa yang terjadi?, sedih, menangis, kecewa, putus asa, dan masih banyak lagi, kenapa itu terjadi?, Karena kita terlalu berharap kepada manusia yaitu pacar kita, oke secara manusiawi pasti akan merasakan hal itu ketika ditinggalkan orang kita sayangi, itu hanya dilihat dari satu sudut saja, tetapi coba lihat dari sudut yang lain mungkin dia bukan jodoh kita, mungkin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik, mungkin Allah menyuruh kita menjadi pribadi yang lebih baik, mungkin Allah telah memberi teguran kepada kita, mengapa memberi teguran?. Ya, Allah akan berikan kekecewaan yang pahit ketika kita berharap pada manusia, supaya kita sadar bahwa yang harus kita gantungkan harapan hanya Allah SWT.

Mengikhlaskan sesuatu yang hilang dari kita memang menyedihkan dan menyakitkan kalau kita hanya melihatnya hanya dari satu sudut pandang saja, buka logika kita, lihat setiaplah kejadian, permasalahan dari bebagai  sudut pandang selalu ada hal baru dan hikmah ketika melihat sebuah kejadian dari sisi yang positif. So, teruslah belajar IKHLAS dengan penuh KESABARAN karena kita tidak tau mana yang terbaik yang Allah berikan kepada kita. Libatkan Allah dalam setiap kejadian yang kita alami, ingat hidup dan mati kita hanya untuk Allah semata. Mari Perbaiki diri, semoga Allah selalu memberikan kemudahan pada kita untuk selalu belajar IKHLAS.


“Orang yang benar-benar ikhlas adalah orang yang tidak berubah sikap atau perasaannya ketika amal baiknya dipuji, ditolak, atau dimaki”. (Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, Lc. MA)

Semoga memberi sedikit movitasi, kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.....
Semoga bermanfaat.....
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar