Aku selalu bersamanya
ketika dia mengingat-KU! ( HR. Muslim )
Akhir-akhir ini banyak sekali pemuda-pemudi yang patah hati
atau istilah sekarangnya galau, baper
dan mungkin masih banyak lagi istilah-istilah yang lainnya Hahaha. Mendengar kata
galau saya jadi ingat teman saya pernah cerita pada saya.
Teman (T) : “A, kalau cara mengikhlaskan bagamana menurut
kamu”?
Saya (S) : “Ya, Belajar”.
T : “ belajarnya sulit kakaynya mah a suka sedih terus hmmm”.
S : “jika kita merasa punya Allah , maka jangan menangis dan
bersedih karena masalah dunia.
Allah tau itu
sulit, Allah tau itu berat tapi kita juga harus tau bahwa Allah tidak akan menempatkan kita ke dalam situasi yang
tidak bisa kita hadapi, maka dari itu kita harus belajar”.
T : “iya sih
A bener,Allah ga akan ngasih sesuatu hal diluar batas manusiany, iya kuat sih a, sabar a, tapi sulit a masih suka
kepikiran dalam pelaksanaannya untuk ikhlas”.
S : “sulit?? Iya
maka dari kesulitan itu kita harus belajar, tuh kan yang belajar ikhlas aja
masih suka kepikiran, apalagi kalo kita ga belajar ikhlas. Libatkan Allah dari
setiap kejadian yang kita alami mau sedih, bahagia, kecewa, menangis, semua itu
karena Allah dan untuk Allah.
Karena cerita dari teman ini saya menjadi lebih berpikir
lagi, secara teori kita memang bisa belajar, dalam pelaksanaannya yang sangat sulit.
Banyak juga yang bilang, “ah gampang kalau bicara tuh, kamu sih ga pernah
mengalaminya”, Mungkin orang yang berbicara seperti ini salah satu contoh orang
yang dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan sehingga secara mental menjadi
drop, padahal secara logika dia tau bahwa harus bisa menerima.
Lalu pertanyaannya, sebegitu sulitkah kita belajar
mengikhlaskan sesuatu?,
Menurut saya pribadi ada tiga faktor besar yang kita alami,
mengapa kita sulit sekali belajar ikhlas, mungkin masih banyak lagi faktor yang
lainnya yang
1.
Sabar
Ya, sabar dan
ikhlas itu merupakan satu paket yang harus kita pelajari selama hidup ini, kita
tidak akan bisa ikhlas bila tidak barengi dengan sifat sabar. Kesulitan yang
kita alami ketika kita belajar mengikhlaskan sesuatu yang yang hilang atau
pergi, karena kita tidak sabar dalam menjalani proses pembelajarannya. Ya, itu
yang harus kita ingat belajar apapun pasti membutuhkan proses, proses itu
membutuhkan waktu, untuk waktu bisa lama, bisa juga sebentar tergantung diri
kita sendiri seberapa serius dan sering kita belajarnya. Kita analogikan seperti ini belajar matematika menurut
sebagian orang sangat sulit dan rumit lagi, tetapi sebagian lagi sangat mudah
asalkan kita ada kemauan dan keseriusan belajarnya. Jadi intinya tidak ada hal
yang sulit ketika kita ada kemauan untuk belajar, sama hal nya dengan belajar untuk
ikhlas, kita sendirilah yang membuat proses pembelajaran itu menjadi rumit. So,
bersabarlah dalam belajar.
2.
Semua yang kita miliki hanya titipan
Yang harus kita
sadari bahwa seluruh yang kita punya didunia ini semua hanya titipan semata,
kekayaan, keluarga, suami, istri, anak, bahkan nyawa kita pun hanya titipan
yang harus rela kita sang pemilik mengambilnya, tugas kita hanya menjaga, merawat,
dan mempersiapkannya selagi Allah belum mengambilnya dari kita. Ketika merasa
semua ini hanya titipan semata pasti kita akan ikhlas apabila sang pemilik
mengambilnya kapanpun waktunya dan bagaimanapun caranya. Jadi, sadarilah semua
ini milik Allah dan percayalah ketika Allah mengambil sesuatu dari kita, Allah
pasti menggantinya dengan yang lebih baik.
3.
Terlalu berharap pada manusia
Mungkin ini yang
sering kita lakukan termasuk saya sendiri sehingga kita sulit sekali ikhlas
ketika ada sesuatu yang hilang atau pergi dari kita. Ya, terlalu berharap pada
manusia itu tidak akan membuat kita bahagia malahan kita akan sering mengalami
kecewa, seperti yang diucapkan oleh Sahabat Rasullullah SAW, Ali Bin Abi
Thalib, “Aku pernah merasakan semua
kepahitan di dunia dan yang paling pahit adalah berharap pada manusia”.
Seorang Ali pun
merasakan kekecewaan ketika berharap pada manusia apalagi kita?, harus kita
ingat bahwa kepada Allah kita berharap, kepada Allah lah kita meminta
pertolongan, karena janji Allah itu tidak akan pernah salah.
Kita contohkan
orang yang pacaran telah 10 tahun lalu tiba-tiba putus, apa yang terjadi?,
sedih, menangis, kecewa, putus asa, dan masih banyak lagi, kenapa itu terjadi?,
Karena kita terlalu berharap kepada manusia yaitu pacar kita, oke secara
manusiawi pasti akan merasakan hal itu ketika ditinggalkan orang kita sayangi, itu
hanya dilihat dari satu sudut saja, tetapi coba lihat dari sudut yang lain
mungkin dia bukan jodoh kita, mungkin Allah akan menggantinya dengan yang lebih
baik, mungkin Allah menyuruh kita menjadi pribadi yang lebih baik, mungkin
Allah telah memberi teguran kepada kita, mengapa memberi teguran?. Ya, Allah
akan berikan kekecewaan yang pahit ketika kita berharap pada manusia, supaya
kita sadar bahwa yang harus kita gantungkan harapan hanya Allah SWT.
Mengikhlaskan sesuatu
yang hilang dari kita memang menyedihkan dan menyakitkan kalau kita hanya
melihatnya hanya dari satu sudut pandang saja, buka logika kita, lihat
setiaplah kejadian, permasalahan dari bebagai sudut pandang selalu ada hal baru dan hikmah
ketika melihat sebuah kejadian dari sisi yang positif. So, teruslah belajar
IKHLAS dengan penuh KESABARAN karena kita tidak tau mana yang terbaik yang
Allah berikan kepada kita. Libatkan Allah dalam setiap kejadian yang kita
alami, ingat hidup dan mati kita hanya untuk Allah semata. Mari Perbaiki diri,
semoga Allah selalu memberikan kemudahan pada kita untuk selalu belajar IKHLAS.
“Orang yang benar-benar ikhlas adalah orang
yang tidak berubah sikap atau perasaannya ketika amal baiknya dipuji, ditolak,
atau dimaki”. (Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, Lc. MA)
Semoga memberi
sedikit movitasi, kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.....
Semoga bermanfaat.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar