Selasa, 19 Januari 2016

Memaknai mendaki Gunung terhadap Kehidupan

Untuk pertama kalinya saya menulis di blog, entah mengapa setelah saya menonton film Everest pada akhir tahun 2015 saya ingin sekali menulis tentang memaknai mendaki gunung untuk kehidupan. Jadi saya putuskan untuk membuat blog padahal sebelumnya saya bukan orang yang suka menulis tetapi semoga tulisan yang saya tulis bisa bermanfaat untuk semuanya.

“Selalu ada kompetisi antara manusia dan gunung, tetapi gununglah yang selalu jadi pemenangnya” (Anatoli boukreev).
Sebuah potongan percapakan di film Everest antara Anatoli dan Scott Fischer. Ya, Kata Anatoli Bookreev ini yang membuat saya berpikir ulang tentang memaknai mendaki gunung, tapi memang seperti itu adanya manusia selalu ingin berkompetisi dengan apapun itu, termasuk dengan gunung sendiri, bagi orang yang mencintai alam bebas pasti menjadi sebuah kepuasan apabila mencapai sesuatu yang buat orang lain itu mustahil, seperti berdiri dengan gagah di ketinggian beribu-ribu MDPL, ya berada di puncak gunung pasti akan menimbulkan kepuasan, kebahagian, dan mungkin akan menimbulkan sedikit kesombongan pada diri kita karena bisa mencapai puncak.
Mendaki gunung sekarang memang sedang menjadi primadona semua kalangan baik tua muda, laki-laki, perempuan, pendaki senior, junior, pemula bahkan anak-anak yang baru tau gunungpun hanya dari foto atau cerita temannya ikut berbondong-bondong pergi ke gunung dengan tujuan mencapai puncak.
Dulu tahun 2006 ketika saya masih duduk dikelas 1 SMA untuk pertama kalinya saya mendaki gunung, saya diajak mendaki gunung oleh kakak saya yang bisa dikatakan senior karena hampur seluruh gunung sudah di daki kecuali puncak Cartenz yang belum kakak saya taklukan. dengan pengetahuan yang seadanya tentang pendakian saya dengan percaya diri ikut padahal pada saat itu gunung yang mau saya daki adalah gunung Ceremai. Untuk pemula seperti saya yang belum sama sekali naik gunung, pada saat itu gunung ceremai dengan ketinggian 3076mdpl mungkin terlalu berat, tapi dalam hati saya percaya asal fisik kuat saya bisa mencapai puncak, pada saat itu mungkin pemikiran saya masih dipengaruhi ego yang sangat tinggi maklum masih SMA masih mencari jatidiri hehe. Padahal seluruh rombongan semuanya pernah mendaki gunung hanya saya satu-satunya yang belum pernah sekalipun mendaki gunung.
Dan ketika pelaksanaannya, saya satu-satunya orang dari kelompok kami yang tidak sampai ke puncak, perjalanan saya hanya sampai pos 5, saya yang percaya dirinya bisa sampai ke puncak hanya dengan fisik yang kuat dalam pikiran saya, ternyata kondisi fisik saya paling drop ketika di gunung padahal saya waktu itu yang paling muda.
Setelah selesai pendakian pertama itu saya baru berpikir mendaki gunung tidak semudah dibayangkan sangat sulit dan berat tidak bisa hanya mengandalkan fisik semata tapi juga mental, karena mendaki gunung itu sebuah proses yang harus dilalui selangkah demi selangkah untuk mencapai puncak, seperti slogan para pendaki “Tunduk ketika naik, Tegak ketika turun, Bersujud ketika dipuncak”, dan hal yang paling penting adalah tingkah laku kita selama di gunung, seperti percakapan yang diungkapankan oleh Scott Fischer di film everest mendaki gunung itu butuh attitude bukan altitude. Ketika semua pendaki memperlakukan gunung dengan hormat rasa-rasanya alam pun akan “aman” dengan pendaki tapi harus di ingat kata “aman” di gunung sifatnya hanya “relatif”, seperti yang Rob hall katakan Gunung membuat cuacanya sendiri. Bisa kita bayangankan seorang pendaki se-profesional Rob Hall, Anatoli, Scott Fischer yang gear-gearnya pun sangat kumplit masih harus memperhitungkan apa yang akan terjadi digunung. Lalu pertanyaannya kita yang masih seperti ini masih hanya mengandalkan fisik dan ego  serta peralatan yang seadanya, apa yang akan terjadi bila gunung merubah cuacanya sendiri?
Berbicara ego, mengulang kata yang diucapkan oleh Anatoli kepada Scott Fischer selalu ada kompetisi antara manusia dan gunung, tetapi gununglah yang selalu menjadi pemenang, kita bisa memaknai maksud dari perkataan Anatoli bahwa ketika kita tidak bisa mengendalikan ego kita bersiaplah menjadi pihak yang “kalah”. Seperti kejadian di film Everest ada dua ego besar yang terlihat pertama, ego Doug Hansen yang harus sampai ke puncak padahal dia sudah sangat kelelahan dan sudah melewati batas waktu yang telah ditentukan. Yang kedua ego dari Scott Fischer yang sangat memaksakan untuk sampai puncak pada tanggal 10 Mei. Kedua nya memang mencapai puncak yang diinginkan tapi bisa dilihat dari ego mereka hal terburuk terjadi yaitu mereka berdua meninggal saat perjalanan turun dari puncak padahal saya yakin mereka berdua merasakan bahwa tubuhnya sudah tidak bisa mencapai puncak pada hari itu. Kejadian everest 1996 yang menimpa scott fischer dan doug hansen hanya salah contoh ketika kita tidak mengendalikan ego diri sendiri. Satu lagi ego yang terjadi di film everest yaitu Jon Krakauer dilihat dari karakternya orang ini hanya mementingkan dirinya sendiri, padahal ketika melakukan pendakian bersama tim seluruh anggota harus bekerja sama dan saling membantu. Ego yang ditunjujkan oleh Jon yang pertama ketika dia meminta Mike untuk bertukar posisi dengan alasan oksigennya akan habis ketika hendak melewati Hillary step padahal dibelakangnya masih banyak yang mengantri, seorang yasuko namba yang seorang perempuanpun rela mengantri. Ego yang kedua dari Jon ketika turun melewati Balcony disana dia melihat Beck weather duduk kedinginan tetapi dia hanya bertanya kondisinya saja padahal Beck sudah menjawab bahwa dia sedang membeku alih-alih menolongnya dia malah memberi tau bahwa dibelakangnya ada Mike dan Neal setelah itu dia melanjutkan perjalanan, bisa dilihat ego Jon yang mementingkan keselamatan dirinya sendiri padahal Beck itu satu tim dengan dia mungkin kalau yang bertemu dengan Beck itu Anatoli pasti akan dibantu. Ego terakhir yang dilakukan oleh Jon ketika dia diminta pertolongan oleh Anatoli untuk membantu mengevakuasi tim  yang masih terdampar terkena badai, jon malah menolak dengan alasan matanya sudah tidak bisa melihat anatoli pergi sendiri menerjang badai dan Jon pun melanjutkan tidurnya kembali. Itu sebagian contoh bahwa ketika di gunung keegoisan kita bisa berdampak buruk baik untuk diri sendiri  maupun orang lain.
Berbicara Anatoli dia salah satu pendaki paling tangguh di everest 1996 sendirian menerjang badai mengevakuasi teman-teman yang masih terdampar di ketinggian 8000 an padahal dia baru saja mencapai everest tanpa bantuan tambahan oksigen itu suatu hal kemanuasian yang luar biasa. Ya Anatoli mungkin bisa dijadikan panutan buat pendakian selain juga Rob Hall, karena mereka berdua rela berkorban untuk menyelamatkan rekan-rekannya yang terkena badai, Ya anatoli berhasil membawa 3 rekannya sampai ke camp 4, dan dia naik lagi untuk menjemput Scott namun telah meninggal itu sikap yang diperlukan ketika digunung saling memiliki. Sama halnya yang dilakukan oleh Rob Hall sebagai Leader dia mengutamakan keselamatan rekannya daripada dirinya sendiri, seperti membantu Doug yang tengah berjalan seperti robot untuk mencapai puncak padahal dia tau akan terjadi sesuatu apabila terus ke puncak, tetapi untuk membantu doug yang ingin sampai ke puncak karena menurut doug ini kesempatan terakhirnya ke puncak everest dia membantunya, bukan itu saja Rob juga rela menunggu Doug yang sudah tidak bisa bergerak lagi padahal dia bisa turun sendiri agar dirinya sendiri selamat tetapi dia memilih membantu doug untuk terus bergerak, salah satu sikap seorang pemimpin yang dimiliki Rob Hall rela berkorban untuk orang lain hingga akhirnya Rob sendiri pun meninggal karena kelelahan,kedinginan dan kehabisan oksigen. Satu lagi sikap saling memiliki dan membantu ditunjukan pada film everest yaitu oleh Andi Harold dia adalah rekan dari Rob, harold rela naik lagi ke untuk mengambil oksigen di puncak selatan membantu Rob, padahal dia sendiri tau bahwa untuk puncak selatan membutuhkan kurang lebih 90 menit tapi dengan sisa oksigen yang ada dia melakukannya karena tidak ingin rob dan Doug menderita, walaupun pada akhirnya Harold pun meninggal karena menderita Hypotermia dan terjatuh ketika sedang membuka jaketnya.
Ada yang dilupakan oleh tim Rob maupun Tim Scott ketika hendak melakukan pendakian kedua tim tidak melakukan doa bersama, mungkin hanya mengikuti ritual dari adat setempat tetapi tidak melakukan doa bersama anggota tim baik ketika berangkat dari base camp maupun ketika hendak summit. Padahal berdoa merupakan aspek paling penting ketika hendak melakukan kegiatan apalagi kegiatannya menentang maut. Mungkin ini salah yang mengakibatkan badai buruk menerjang tidak meminta pertolongan dari yang maha Kuasa.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita bisa bersikap seperti Anatoli, Rob atau Harold ketika melakukan pendakian?? Ketika teman kita mengalami kesusahan disaat pendakian?? Atau sikap kita seperti Jon yang hanya mementingkan diri sendiri??
Mari kaji kembali tujuan kita untuk mendaki gunung apa hanya untuk sampai puncak lalu foto selfie setelah di share di media sosial mengharap komen-komen dari teman yang lain? Atau hanya untuk kesenangan semata? Atau ingin mencintai gunung seperti yang dilakukan oleh Scott Fischer yang mendaki untuk kegiatan amal dengan membersihkan sampah digunung?? Atau hanya untuk menikmati keindahan gunung yang telah Allah ciptakan untuk kita seperti halnya Soe hok gie?
Tetapi apapun tujuan kita mendaki yang paling diutamakan yaitu keselamatan baik untuk diri sendiri maupun untuk teman yang lainnya apalagi kalau kita sebagai Leader. seperti yang dikatakan Anatoli ketika sedang memimpin tim ekspedisi everest indonesia tahun 1997, bahwa ekspedisi ini dikatakan berhasil ketika seluruh anggota mencapai puncak dan kembali lagi ke base camp dengan bahagia. Seperti teman-teman pendaki selalu bilang Puncak itu Bonus kembali ke rumah itu harus.
 Ya banyak sekali pelajaran yang didapat dari film everest memaknai tentang mendaki gunung yang berhubungan dengan kehidupan. Ada beberepa poin penting yang menurut saya perhatikan ketika mendaki gunung
1.       Mengendalikan Ego
Ya mengendalikan ego adalah hal yang paling ketika mendaki gunung, ketika tidak bisa mengendalikan ego diri sendiri kejadian buruk pasti akan terjadi karena ketika ego ikut mempengaruhi keputusan logikapun akan terabaikan itu yang dialami oleh Doug dan Scott, sama halnya dengan dikehidupan  ketika ego itu bisa kita kendalikan tidak mudah terpengaruh oleh hal yang buruk, berpikir panjang pasti sesuatu yang baik akan menghampiri kita.
2.       Komunikasi
Komunikasi merupakan faktor penting dalam perjalanan pendakian apalagi dalam tim ekspedisi karena jarak anggota bisa mencapai ratusan meter, mungkin faktor komunikasi ini yang menyebabkan kondisi fisik Scott Fischer ambruk ketika dia harus kembali ke base camp membawa salah satu rekannya yang sakit kalau ada komunkasi melalui radio scott tidak harus kembali ke base camp. Kita bisa hubungkan dengan kehidupan ya, dalam kehidupan komunikasi adalah faktor penting terhadap kesuksesan, bagaimana kita bisa sukses tanpa adanya komunikasi? Salah satu contohnya Sebagai pimpinan harus berkomunikasi dengan bawahannya agar suatu perencaan yang dibuat menjadi lancar dan sukses.
3.       Kebersamaan, saling membantu dan rasa saling memiliki
Dalam film everest mungkin ini yang dilupakan oleh pemimpin pendakian Khususnya dari tim Rob, kurang adanya kebersamaan, saling membantu dan rasa saling memiliki bisa dilihat selama pendakian semua hanya tertuju untuk mencapai ke puncak tanpa menanyakan kondisi teman yang lainnya mungkin hanya Rob yang punya rasa saling memiliki dan membantu. Kalau tim punya kebersamaan yang kuat mungkin Jon akan membantu Beck yang sedang membeku karena sudah merasa saling memiliki walaupun saya tidak yakin jon akan melakukan itu dilihat dari karakternya. Jadi ini merupakan salah faktor penting dalam pendakian sama halnya dengan dikehidupan sekaya apapun kita seterkenal apapun kita kalalu tidak mempunyai sifat saling membantu, saling memiliki, rasa kebersamaan kita akan akan kesepian di dunia walaupun dunia semakin canggih dengan teknologi bersosialiasi dengan orang tetap poin paling utama dalam kebahagian hidup.
4.       Tanggung jawab
Sikap ini harus  dimiliki oleh setiap orang ketika melakukan pendakian apalagi kalau seorang pemimpin pendakian. Rob mungkin akan meninggalkan Doug yang sedang merintih kalau dia tidak sikap tanggung jawab, karena dia pemimpin dia harus menjamin keselamatan seluruh anggota timnya walaupun itu berbahaya untuk dirinya sendiri. Ini yang dilakukan oleh Rob dia seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Kita hubungkan kembali dengan kehidupan sebenarnya sikap ini yang kurang kita perhatikan dalam kehidupan, padahal segala sesuatu yang kita lakukan harus kita pertanggung jawabkan, kita tidak akan menjadi manusia yang baik ketika kita tidak bertanggung jawab dalam apapun, semoga kita bisa lebih bertanggung jawab lagi.
5.       Doa
Ada suatu istilah Mindset is Doa, ya doa merupakan paling dalam setiap kegiatan ini yang tidak dilakukan oleh ekspedisi everest 1996 sehingga terjadi kejadian badai yang dahsyat, mungkin dengan berdoa meminta pertolongan Tuhan kejadian bisa diminimalisir.
Sama halnya dengan kehidupan pribadi kita hal yang harus kita lakukan selama kita hidup yaitu berdoa dan berusaha, keduanya harus dilakukan dengan sama besar agar apa yang kita inginkan bisa tercapai, seperti salah satu Firman Allah : “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kelurusan.” (Al-Baqarah: 186)
Doa merupakan aspek yang paling penting dalam kehidupan untuk mencapai keingiinan dan kesuksesan yang kita inginkan.

Jadi kesimpulannya cara memaknai mendaki gunung terhadap kehidupan, ketika kita mempunyai ke 5 sikap itu dan bisa mengendalikannya dengan baik sesuai dengan porsinya masing-masing, Insha Allah apapun kegiatan, keinginan kita pasti akan dimudahkan. Intinya milikilah sikap itu maka kita akan sukses dan bahagia baik ketika kita melakukan pendakian ataupun ketika kita menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin ini yang saya bisa share dalam tulisan pertama saya semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi buat kita semua untuk terus memperbaiki diri menjadi lebih baik. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisannya kritikan dan saran saya terima dari teman-teman semua.

Terima kasih....

Semoga Bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar